Rupiah Melemah, Faisal Basri Harap Dana IKN Dialihkan Sementara Untuk Subsidi Pangan Masyarakat
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengomentari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengomentari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah.
Diketahui saat ini nilai tukar rupiah melemah berada di angka Rp 16.400 per dolar AS.
Faisal Basri mengatakan melemahnya rupiah membuat masyarakat harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli kebutuhan pokok.
Hal itu dikarenakan banyak kebutuhan pokok masyarakat masih tergantung impor.
"Tahu dan tempe bahan bakunya itu kan dari kedelai. Kedelainya itu sebagian besar diimpor," kata Faisal dalam diskusi publik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2024).
Baca juga: IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat, Rupiah Melemah Lagi ke Rp 16.441 Per USD
Ia mengatakan kabarnya harga tahu, gula, tempe bulan depan akan mengalami kenaikan.
Ekonom ini mengungkapkan kenaikan harga bisa saja tidak terjadi, asal ada subsidi dari pemerintah.
Meski demikian ia mempertanyakan sumber dananya.
Baca juga: IHSG Ditutup Menguat ke 6.905, Rupiah Terdepresiasi di Posisi Rp 16.413 Per Dolar AS
Menurutnya satu-satunya hal yang bisa dilakukan hentikan proyek Ibu Kota Negara yang membutuhkan biaya yang sangat besar.
"Satu-satunya yang bisa dikorbankan, yang jumlahnya lumayan itu, IKN dihentikan dahulu," ucapnya.