Raker dengan BNPT, Legislator Gerindra Usul Eks Jubir FPI Munarman Jadi Duta Deradikalisasi
Munarman dinilai merupakan satu di antara keberhasilan dari program deradikalisasi yang dilakukan BNPT.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman mengusulkan eks juru bicara FPI Munarman, dijadikan duta deradikalisasi.
Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja Komisi III DPR RI bersama Kepala BNPT RI Rycko Amelza Dahniel, Kamis (27/6/2024).
Baca juga: Kepala Lapas Salemba Sebut Penjagaan Diperketat Jelang Pembebasan Eks Jubir FPI Munarman
Awalnya, Habiburokhman menyoroti kasus yang menimpa Munarman.
Menurutnya pemberitaan Munarman yang terjerat kasus tindak pidana terorisme sangat masif.
"Pak Munarman oke lah, kalau memang terjerat kasus sudah menjalani pidana, sudah keluar," kata Habiburokhman di Ruang Rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta.
Namun, Habiburokhman melihat pemberitaan tidak seimbang saat Munarman bebas dari penjara dan mengikuti program deradikalisasi hingga mengucapkan ikrar setia kepada NKRI.
"Tetapi pemberitaan ketika antara dia tertangkap, diadili dengan ketika dia selesai menjalani pidana mengikuti proses deradikalisasi mengucapkan ikrar setia kepada NKRI, itu tidak seimbang," ujanya.
Menurutnya, Munarman merupakan satu di antara keberhasilan dari program deradikalisasi yang dilakukan BNPT.
Baca juga: Pekerja Migran Perempuan Jadi Sasaran Radikalisme, Pakar: Perlu Upaya Bersama Deradikalisasi
Sebab itu, Habiburokhman menilai harus ada duta deradikalisasi terhadap tokoh-tokoh yang berpengaruh seperti Munarman.
"Nah menurut saya harus kita pikirkan untuk orang-orang yang berpengaruh, ini semacam ada duta deradikalisasi, seperti Pak Munarman," kata legislator Partai Gerindra itu.
Habiburokhman menambahkan, program deradikalisasi ini harus menjadi gerakan yang ikut mempengaruhi psikologis dan opini di masyarakat.
Sebab, selama ini tokoh yang telah mengikuti program deradikalisasi masih mendapat stigma negatif masyarakat.
"Masih banyak tokoh-tokoh yang lain yang dalam mindset orang masih dianggap radikal, padahal sekarang sudah tidak radikal sudah berhasil program deradikalisasi. Tapi kita ingin supaya tidak pengaruh ke satu orang tapi impact-nya lebih bagus, mungkin itu usulan saya," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.