Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota DPR Minta Pansel Selektif Pilih Capim KPK 

Santoso mengatakan, pernyataan Nawawi merupakan cambukan bagi Komisioner KPK yang akan terpilih nantinya untuk bekerja lebih baik.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Anggota DPR Minta Pansel Selektif Pilih Capim KPK 
DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com
Ilustrasi - Gedung KPK. Anggota Komisi III DPR RI fraksi Partai Demokrat Santoso meminta panitia seleksi (Pansel) calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selektif dalam memilih pimpinan lembaga antirasuah itu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI fraksi Partai Demokrat Santoso meminta panitia seleksi (Pansel) calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selektif dalam memilih pimpinan lembaga antirasuah itu.

Hal ini merespons pernyataan Ketua KPK Sementara, Nawawi Pomolango yang menyatakan tidak akan mendaftar sebagai Capim maupun Dewan Pengawas (Dewas) KPK karena lembaga itu memiliki banyak persoalan.

Baca juga: Dalami TPPU SYL, KPK Periksa Anggota DPR Fraksi NasDem Indira Chunda

"Pernyataan itu memberi signal kepada Pansel KPK untuk lebih selektif dalam memilih calon komisioner KPK yang akan disampaikan ke Komisi III untuk dilakukan fit and proper siapa yang terpilih serta layak menjadi komisioner KPK periode berikutnya," kata Santoso kepada Tribunnews.com, Senin (15/7/2024).

Santoso mengatakan, pernyataan Nawawi merupakan cambukan bagi Komisioner KPK yang akan terpilih nantinya untuk bekerja lebih baik.

"Pernyataan Pak Nawawi Pomolango sebagai pimpinan KPK yang akan habis masa tugasnya bahwa ia tidak mencalonkan kembali sebagai komisioner KPK karena banyaknya persoalan di KPK menjadi cambuk buat komisioner KPK yang akan datang untuk lebih baik lagi," ujarnya.

Baca juga: 525 Orang Daftar Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK

Dia menuturkan, persoalan internal di tiap lembaga negara memang selalu ada, terlebih KPK yang syarat dengan penilaian dan pantauan publik mengingat tugasnya sangat berat melakukan pemberantasan korupsi. 

Berita Rekomendasi

"Menangkap pelaku korupsi saja masih ada publik yang menilai negatif karena alasan tebang pilih dan lain-lain, apalagi tidak melakukan penangkapan pelaku korupsi," ujar Santoso.

Apalagi, kata Santoso, saat ini Ketua KPK Firli Bahuri diduga melakukan pemerasan terhadap pelaku korupsi. 

"Opini yang terbangun di masyarakat terhadap kinerja KPK pastinya akan berpengaruh juga dalam internal KPK baik pada para pimpinan KPK maupun pada pegawai KPK," ucapnya.

Dia menyebut bahwa publik berharap pimpinan KPK bukan hanya integritas, tetapi juga sudah selesai dengan hidupnya sendiri, yakni tidak terpengaruh dengan jabatannya untuk mencari keuntungan dan kepentingan pribadi, keluarga serta lingkungannya. 

"Pintu untuk mencari pimpinan KPK yang berintegritas dan yang sudah selesai pada kepentingan hidupnya ada pada panitia seleksi pimpinan KPK yang telah mendapat surat tugas dari Presiden Jokowi," ucap Santoso.

Adapun, Nawawi tidak tertarik untuk mencalonkan kembali sebagai Capim KPK untuk periode 2024–2029. 

Baca juga: MAKI Minta Pansel Tidak Gugurkan Nurul Ghufron Jadi Capim KPK, Mengapa?

"Saya tidak ikutan lagi mendaftarkan diri," kata Nawawi kepada Tribunnews.com, Senin.

Alasan Nawawi tidak mendaftar adalah karena merasa terlalu banyak permasalahan di KPK saat ini.

Namun, dia tidak memerinci permasalahan yang dia maksud.

"Terlalu banyak persoalan di lembaga ini, dan itu bukan hanya soal pimpinan," ujar Nawawi.

Sikap Nawawi berbeda dengan dua pimpinan KPK lainnya, yaitu Nurul Ghufron dan Johanis Tanak.

Di mana, dua wakil ketua KPK itu menyatakan kembali mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK periode 2024–2029.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas