Abu Fatih Cerita Awal Keterlibatan di JI hingga Jadi Saksi Meninggalnya Pimpinan JI Abdullah Sungkar
Keterlibatan Abu Fatih di gerakan berbasis keagamaan ini dimulai dari beberapa dekade lalu, ketika ia masih muda.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Abu Fatih alias Abdullah Anshori (66), sekilas tampak orang yang tak banyak bicara dan tampak tenang.
Pria yang tinggal di Sukoharjo ini sehari-hari beraktivitas di kebun, mengurus kebun pisang miliknya yang luasnya mencapai 8.000 meter persegi.
Tapi siapa sangka, Abu Fatih adalah sosok yang disegani.
Dia terlihat sangat dihormati di kalangan tokoh-tokoh utama eks Jamaah Islamiyah (JI).
Baca juga: Singapura dan Malaysia Soroti 16 Pentolan Jemaaah Islamiyah di Indonesia Deklarasi Bubarkan Diri
Setidaknya hal ini tampak ketika Tribun mendapat kesempatan dan akses beberapa kali menemui mereka di pinggiran Kota Solo, sepanjang Rabu (17/7/2024) hingga Jumat (19/7/2024).
Semua yang hadir dan bertemu Abu Fatih di lokasi terlihat segan.
Beruntung, Tribun mendapat kesempatan pertama melakukan wawancara khusus dengan tokoh asal Magetan Jatim ini.
Tapi setelah berbicara, Abu Fatih menunjukkan kemampuan verbalnya yang sangat bagus.
Artikulasi bicaranya runtut, lugas dan jelas, meski ia sempat berseloroh dirinya orang tua yang ompong.
Memang, gigi atas Abu Fatih sudah nyaris semuanya tanggal.
Sebelum diwawancarai, Abu Fatih menegaskan ia tidak membuat batasan apapun terkait isu yang ditanyakan.
Ia akan menjawab semua yang ditanyakan, sesuai kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.
Ia juga menjelaskan di awal, aktif di Jamaah Islamiyah hanya sampai 2001.
Baca juga: Kronologi Jamaah Islamiyah Serang Kantor Polisi di Malaysia, 2 Polisi Tewas, Singapura Siaga
Sesudah itu ia pasif, tidak ikut apapun yang dilakukan jamaah.