Kisah Jovanka Alfaudi, Santri Asal Bogor Ikut Seleksi Akpol, Digembleng sang Kakak Prajurit Kopassus
Cerita santri bernama Jovanka Alfaudi (19) mengikuti seleksi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2024.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Abang saya selalu mengajarkan saya, bahwa keluarga kecil juga bisa meraih mimpi yaitu menjadi seorang taruna," ucap Jovan menceritakan pesan sang kakak.
Jovan pun mengaku masih ingat betul ketika kakaknya mendaftar Akmil melalui proses yang penuh dengan transparansi.
Atas dasar itu akhirnya yang memupuk semangat Jovan untuk mengikuti jejak sang kakak meski kali ini pilihannya jatuh sebagai anggota Polri.
Ia pun juga memiliki keyakinan bahwa seluruh proses seleksi Akpol mulai dari administrasi, kesehatan, psikologi hingga jasmani dilakukan dengan bentuk transparansi.
"Ketika (tes) jasmani walaupun di asrama TNI, abang saya tidak bisa melihat karena ketatnya penjagaan dari polisi. Itu sebagai bentuk transparansi dari polisi," tuturnya.
Tak hanya itu, Jovan juga menceritakan, bahwa semasa 'mondok' di pesantren, ia ternyata sempat mengikuti tes seleksi bintara Polri dan TNI pada tahun 2023 silam.
Namun sayang, kala itu usahanya harus gagal lantaran saat itu Jovan tak lolos saat tahap pemeriksaan kesehatan.
Kendati demikian, pemuda ini tak patah arang. Setelah melakukan rangkaian operasi kesehatan hingga mengikuti bimbingan belajar, Jovan pun kembali memutuskan untuk kembali mendaftar, namun kali ini sebagai Catar Akpol 2024.
Seiring berjalannya waktu berkat semangat serta latihan keras yang diberikan sang kakak prajurit Kopassus, akhirnya Jovan pun lolos Catar Akpol di tingkat Polda Metro Jaya.
"Mungkin bukan rezeki saya di Bintara Polri atau TNI. Abang saya melatih keras-keras untuk saya, karena kakak sayang adiknya dan bukan karena adik kandung sendiri jadi santai-santai, malah keras luar biasa abang saya," ungkap Jovan.
Selain jasa sang kakak yang cukup berpengaruh, Jovan juga tak melupakan peran dari ustad serta kyainya di Pondok Pesantren selama ini.
Pasalnya berkat ilmu yang diberikan guru-gurunya itu selama di Pesantren, mampu menjadikan dirinya sebagai pribadi yang lebih baik hingga bisa menguasai dua bahasa asing sekaligus.
"Ustad dan Kyai saya berpesan, adab atas ilmu kami diajarkan sopan santun kepada guru, orang lain tentu orang tua, sehingga kami tahu harus menghormati yang tua dan menyayangi yang muda," sebutnya.
"Alhamdulillah berkat doa restu orang tua, ustad, kyai-kyai, guru-guru saya, orang yang saya temui, saya bisa berdiri disini di seleksi tingkat pusat Akpol. Saya berdiri disini karena doa-doa mereka, semoga rezeki saya Taruna Akpol 2024," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.