Sempat Syok Dengar Jamaah Islamiyah Bubar, Sabarno Eks DPO Akhirnya Ajak Buronan Lain Serahkan Diri
Sabarno memilih kooperatif dan kemudian dipertemukan dengan tim Densus 88 yang merespons secara bijak pula penyerahan diri itu.
Editor: Dewi Agustina
Sesudah pertemuan, Prof Dr Waryono langsung mengunjungi Pesantren Darusy Syahadah di Simo, Boyolali.
Sebelumnya, Waryono menyambut gembira keputusan JI bubar atau membubarkan diri.
Ia menemui para tokoh eks JI di Solo guna memastikan keputusan itu bukan gimmick atau pura-pura.
"Pertemuan ini akan dilanjutkan pertemuan-pertemuan berikutnya. Pemerintah tentu akan menindaklanjuti, antara lain terkait kurikulum pendidikan pesantren eks JI.
"Salah satu yang segera kita cek adalah kurikulumnya. Perilaku orang itu dipengaruhi bacaannya. Karena itu pembenahan kurikulum adalah keniscayaan," kata guru besar di UIN Sunan Kalijaga ini.
Jamaah Islamiyah Bubar
Tokoh senior kelompok Al Jamaah Al Islamiyah atau Jamaah Islamiyah (JI), Ustaz Abu Fatih menyatakan kelompoknya telah islah dengan aparat keamanan, pemerintah dan negara Republik Indonesia.
Islah dalam khasanah bahasa Arab dan tertulis dalam Quran serta hadits, berasal dari kata ‘ashlahayushlihu-ishlahan’, yang bermakna perbaikan, keselamatan, dan perdamaian.
Ustaz Abu Fatih alias Abdullah Anshori alias Ibnu Muhammad Thoyib ini juga meminta maaf kepada aparat keamanan, pemerintah, dan rakyat Indonesia atas apa yang selama ini terjadi.
"Kami akhirnya memilih jalan islah setelah melewati perjalanan panjang dialog dan memikirkan kembali apa yang dilakukan. Pikiran kami akhirnya terbuka terhadap pijakan-pijakan kami saat berjamaah," kata Abdullah Anshori di hadapan tim Tribun, Rabu (17/7/2024).
Bukan Gimmick
Khoirul Anam, peneliti dan pengamat terorisme di Indonesia kepada Tribun menyatakan sangat terkejut, surprise, dan tak pernah menyangka Jamaah Islamiyah akan mengambil keputusan akhir bubar.
Tapi pria asal Banyuwangi yang beberapa tahun terakhir mengamati perkembangan Jamaah Islamiyah, memang melihat ada proses dan perubahan perlahan terkait organisasi ini.
Khoirul Anam juga melihat Jamaah Islamiyah agak berbeda dengan gerakan lain, yang terang-terangan melancarkan serangan, permusuhan, dan kekerasan yang menimbulkan korban pihak lain.
Ia secara pribadi percaya, keputusan JI bubar atau membubarkan diri itu benar-benar jujur dan bukan gimmick atau mungkin ada yang menyebutnya kamuflase belaka.
"Secara pribadi saya yakin dan percaya bubar beneran. Pertama, karena keputusan itu datang murni dari mereka. Tidak ada pihak di luar JI yang mempengaruhi mereka," kata Khoirul Anam.
Dari hasil pembicaraan tokoh-tokoh utama Jamaah Islamiyah yang ia temui, ada satu hal yang membuatnya yakin dan percaya.
"Karena ilmu," katanya.
"JI didirikan atas dasar ilmu, dan diakhiri juga karena ilmu," kata Khoirul Anam yang beberapa kali berinteraksi dengan Abu Rusydan dan Para Wijayanto, dua tokoh sentral JI sebelum bubar. (Tribun Network/Setya Krisna Sumarga)