BLDF dan Peraih Kalpataru 2024 Ajak Kaum Muda Lihat Dampak Ekologis Mangrove di Pesisir Semarang
Dalam kegiatan ini sebanyak 60 mahasiswa dari berbagai universitas melakukan penanaman ratusan bibit mangrove jenis Rhizopora.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) ikut memeriahkan peringatan Hari Mangrove Sedunia dengan menggelar Lokakarya Kopi Darling (Sadar Lingkungan) di Hutan Mangrove Mangunharjo, Desa Mangkang, Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (24/7/2024).
Dalam kegiatan ini sebanyak 60 mahasiswa dari berbagai universitas melakukan penanaman ratusan bibit mangrove jenis Rhizopora.
Tak hanya itu, mereka juga diperlihatkan dampak ekologis dari mangrove yang menjadikan area pesisir Mangkang tahan abrasi, banjir rob, hingga garis pesisir yang makin lebar.
Sebelumnya juga digelar talkshow bersama para mahasiswa dengan narasumber utama Sururi (66), pemenang penghargaan Kalpataru 2024 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pakar lingkungan dari Universitas Diponegoro Prof Sudharto Prawata Hadi, dan pegiat isu lingkungan sekaligus konten kreator muda Jerhemy Owen.
Baca juga: Daftar Hari Penting Nasional dan Internasional Juli 2024, Tahun Baru Islam hingga Hari Mangrove
Sururi adalah peraih penghargaan Kalpataru 2024 dari Menteri LHK atas jerih payahnya melestarikan mangrove selama lebih dari 3 dekade sejak 1997 di kawasan Mangkang.
Jerih payah Sururi tersebut berdampak positif pada jarak daratan ke pesisir laut yang sebelumnya hanya 600 meter kini menjadi 1,4 kilometer.
Ketua Pelaksana Kelompok Tani Mangrove Lestari ini pun berharap apa yang ia lakukan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda sebagai penerus pelestari mangrove.
"Sebagai tanaman kaya manfaat, mangrove dapat tumbuh alami di pesisir. Namun, tingkat harapan hidupnya rendah karena pengaruh pasang-surut air laut. Maka dari itu, perlu upaya bersama seperti melalui lokakarya ini, untuk menjaga ekosistem mangrove tetap lestari," kata Sururi.
"Saya harap, apa yang saya perjuangkan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk regenerasi sebagai pelestari mangrove," ucapnya.
Sementara itu Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Diponegoro (Undip) Prof Sudharto Prawata Hadi yang juga pernah mementori Sururi, mengatakan pelestarian mangrove merupakan bentuk pembangunan berkelanjutan regeneratif.
Ia mengapresiasi upaya Sururi yang menyembuhkan luka bumi dan memberi manfaat bagi banyak orang.
Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim dan Persoalan Abrasi, 2.500 Mangrove Ditanam di Pesisir Utara Bekasi
"Apa yang dilakukan Pak Sururi dengan melestarikan mangrove jadi bentuk pembangunan berkelanjutan yang regeneratif, dengan menyembuhkan luka di bumi dan memberi manfaat kepada banyak orang. Sebab mangrove turut memperkuat sabuk pantai, menjadi penangkal gelombang, dan menjadi habitat biota air," kata Prof Sudharto.
Sedangkan Jerhemy Owen mewakili anak muda, mengajak generasi Z untuk menggunakan media sosial (medsos) sebagai penggerak banyak pihak dalam upaya pelestarian lingkungan.