Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Wakapolri Oegroseno Kena Sentil Kompolnas Gara-gara Sebut Ada Mafia di Balik Kasus Vina

Kompolnas sindir Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn), Oegroseno karena sebut ada di balik kasus Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 silam.

Penulis: Rifqah
Editor: Nuryanti
zoom-in Eks Wakapolri Oegroseno Kena Sentil Kompolnas Gara-gara Sebut Ada Mafia di Balik Kasus Vina
Tribunnews/Rahmat Nugraha
Mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Oegroseno di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2023). - Kompolnas sindir Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn), Oegroseno karena sebut ada di balik kasus Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 silam. 

Kelemahan inilah yang bisa dijadikan celah untuk berdebat oleh berbagai pihak.

"Penyidikan kasus ini kita cermati memang ada kelemahan, khususnya dalam hal pendekatan SCI," kata dia.

"Inilah yang kemudian ada celah yang selama ini menjadi perdebatan meskipun sudah ada putusan yang sudah inkrah," ungkap Benny Mamoto.

Alasan Oegroseno Sebut Ada Mafia di Balik Kasus Vina

Sebelumnya Oegroseno mengatakan ada mafia di balik kasus Vina dan Eky ini karena menurutnya pembunuhan tersebut terlalu sadis.

Menurutnya, hal tersebut bukan merupakan bentuk dendam biasa dari seorang manusia.

Maka dari itu, ia mengira ada mafia di balik kasus ini.

Namun, Oegroseno tak mengatahui pasti, mafia seperti apa yang berkaitan dengan kasus ini.

Berita Rekomendasi

Berdasarkan analisisnya, kemungkinan ada urusan narkoba di balik pembunuhan Vina dan Eky delapan tahun silam tersebut.

"Analisa kita kan banyak waktu itu, kalau sampai sadis seperti ini, itu bukan ukuran manusia yang dendam biasa, bukan, ini mafia," kata Oegroseno, dikutip dari Youtube Abraham Samad Speak Up, Selasa.

"Tapi mafia apa saya gak tahu. Apalah mafia kaitan dengan dilihat ada gak bisnisnya Eky atau Vina, atau bisa juga mungkin dengan narkoba dan sebagainya," kata dia.

Terlebih lagi, jika melihat kondisi jasad Vina dan Eky saat itu yang sangat mengenaskan.

Menurutnya, kedua korban disiksa terlebih dahulu, lalu dipasangkan helm untuk kemudian dibuang di Flyover Talun pada 27 Agustus 2016 silam.

"Seperti kalau dia helmnya masih utuh, tapi di sini ada luka berat, apa tidak dipukul dulu baru helmnya dipakaikan kembali."

"Selain dipukul disiksa masih dalam keadaan hidup, setengah hidup, sampai setengah mati sampai akhirnya meninggal," kata Oegroseno.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas