Selebgram Meninggal Seusai Operasi Sedot Lemak, Komisi III DPR Minta Polisi Perkuat Penindakan Hukum
Komisi III DPR RI menyoroti dugaan malapraktik yang dialami oleh selebgram asal Medan, Ella Nanda Sari Boru Hasibuan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi III DPR RI menyoroti dugaan malapraktik yang dialami oleh selebgram asal Medan, Ella Nanda Sari Boru Hasibuan.
Ella meninggal dunia setelah diduga melakukan operasi sedot lemak di suatu klinik kecantikan di Beji, Depok, Jawa Barat.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta polisi agar mempertegas tindakan hukum bagi klinik yang melakukan dugaan malapraktik.
"Belakangan kita memang kerap kali mendengar berita tentang korban dari praktik kecantikan yang berbahaya, khususnya terkait tindakan medis. Karenanya saya meminta polisi untuk benar-benar tegas mengusut ini, dan berbagai dugaan malapraktiknya," kata dia kepada wartawan Senin (29/7/2024).
"Dalam jangka panjang memang regulasi perlu diperkuat, namun untuk saat ini saya rasa penindakan hukum yang tegas sangat dibutuhkan untuk selalu berada di pihak korban," imbuhnya.
Politikus Partai NasDem itu menegakan, penindakan tegas kepada klinik yang praktiknya mengancam nyawa perlu dilakukan.
Mengingat ini adalah risiko yang sangat bisa dihindari dengan berbagai tindakan antisipatif dari pihak klinik.
“Masalahnya, kematian atau risiko-risiko yang sangat bahaya itu sangat bisa dihindari. Asal praktiknya benar dan sungguh-sungguh dipahami korban. Kalau sampai hilang nyawa, buat saya ini sudah sangat fatal dan polisi harus benar-benar mengusut tuntas dan secara terang benderang," ucapnya.
Lebih lanjut, Sahroni berharap pengusutan tuntas dan tegas atas kasus ini juga dapat menciptakan rasa aman bagi masyarakat, yang kerap datang ke klinik kecantikan.
“Agar ada rasa aman bagi masyarakat yang suka ke klinik kecantikan. Kan masyarakat jadi ngeri kalau lihat yang begini-begini. Makanya wajib usut tuntas,” pungkasnya.
Selebgram asal Medan, Ella Nanda Sari (30) tewas diduga akibat sedot lemak yang dilakukannya di klinik kecantikan WSJ di kawasan Beji, Kota Depok, Jawa Barat.
Kuasa hukum WSJ, Rikardo Siahaan menuturkan sebelum Ella meninggal dunia, korban dalam keadaan baik-baik saja saat datang ke klinik.
Rikardo menuturkan Ella mengawali prosedur sedot lemak dengan melakukan pendaftaran.
"Setelah tahapan itu, Ella masuk ke ruangan tindakan untuk sedot lemak," katanya pada Senin (29/7/2024), dikutip dari Warta Kota.
Ketika sedot lemak dilakukan, awalnya tidak ada permasalahan apapaun terhadap Ella.
Bahkan, kata Rikardo, Ella sempat mengabadikan lengannya yang dilakukan sedot lemak lewat kamera ponselnya.
Tak disangka, beberapa saat kemudian, permasalahan muncul ketika dokter melakukan penyedotan lemak di lengan Ella lainnya.
Pada momen tersebut, Ella disebut mengigau sehingga membuat tindakan penyedotan lemak dihentikan.
Bahkan, Rikardo menyebut pembuluh darah Ella pecah usai tindakan tersebut.
“Karena saat itu Ella mengigau, membuat dokter menghentikan tindakan dan langsung memberikan infus, setelah diinfus, dokter mengetahui ada pembuluh darah yang pecah,” ungkapnya.
Langsung Dilarikan ke RS, Korban Disebut Tak Patuhi Anjuran Dokter
Setelah itu, korban tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke RS Bunda di Jalan Margonda Raya.
Nahas, sesampainya di RS, nyawa Ella tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Di sisi lain, berdasarkan pengecekan laboratorium, Ella dalam kondisi baik sebelum melakukan sedot lemak.
“Dalam proses sedot lemak jika klinik kecantikan tidak dilengkapi pengecekan laboratorium pasien akan diminta melakukan pengecekan di laboratorium rumah sakit manapun, agar dokter klinik kecantikan mengetahui kondisi pasien saat akan dilakukan tindakan,” kata Rikardo.
Namun, Rikardo menyebut ada satu hal yang tidak dipatuhi Ella yaitu saran dokter agar dirinya beristirahat dua hari sebelum melakukan sedot lemak.
Nyatanya, Ella langsung melakukan sedot lemak sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta dari Medan.
Adapun hal tersebut diketahui dari pengakuan sopir Ella yang mengantar ke klinik kecantikan WSJ.
Rikardo mengungkapkan Ella saat ditanya dokter apakah sudah beristirahat selama dua hari sebelumnya, korban menjawab dengan tidak jujur.
Belum menjalani istirahat sebagai prosedur penanganan medis.
“Dokter klinik langsung bertindak cepat, hingga akhirnya saat dalam perjalanan dokter baru mengetahui kalau korban menjawab tidak jujur, lantaran saat ditanya sudah istirahat korban menjawab dua hari sudah istirahat, namun saat ditanya oleh sopir yang mengantar. Korban dijemput di bandara, saat itu korban baru tiba dari Medan,” tegasnya.
Di sisi lain, Rikardo mengungkapkan pihak klinik kecantikan WSJ langsung mengurus pemulangan jenazah Ella ke kampung halamannya.
Dia juga menyebut kliennya telah melakukan mediasi dengan pihak keluarga korban dan berjanji akan membantu anak Ella yang masih balita.
“Dengan mediasi ini akhirnya keluarga korban dan juga pihak klinik kecantikan sepakat berdamai,” kata Rikardo.