Ini Pesan Dudung Abdurrachman saat Buka Temu Nasional BEM Nusantara
Acara yang digelar di UIN Raden Fatah Kota Palembang itu dihadiri sekitar 1.562 orang tokoh pimpinan BEM dari 398 perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Muhammad Zulfikar
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurrachman, menjadi keynote speaker dalam acara temu nasional BEM Nusantara ke XIV di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (30/7/2024).
Acara yang digelar di UIN Raden Fatah Kota Palembang itu dihadiri sekitar 1.562 orang tokoh pimpinan BEM dari 398 perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Baca juga: Selain Andika Perkasa, Dudung Abdurachman Juga Masuk Bursa Cagub Jakarta, Akankah Mereka Berhadapan?
Mereka datang dari BEM dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTT, NTB dll.
Hadir dan menjadi narasumber juga dalam acara itu Ketua DPR RI periode 2009 sampai 2014 Dr H Marzuki Alie, yang saat ini menjadi Rektor Universitas IGM Palembang.
Baca juga: Respon Dudung Abdurachman Disebut-sebut Calon Menko Polhukam Pengganti Mahfud MD
Dalam sambutannya, Dudung mengingatkan pentingnya peran mahasiswa dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas.
"Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Merekalah penerus pembangunan yang telah ditorehkan para pendiri bangsa ini nantinya. Tentu mereka mempunyai peran penting dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas," kata Dudung.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat tahun 2021 sampai 2023 yang kini menjadi seorang akademisi ini membawa perspektif yang menyegarkan.
Ia tidak hanya berbicara tentang konsep abstrak "generasi penerus bangsa", tetapi juga menawarkan analisis tajam tentang tantangan konkret yang dihadapi mahasiswa di era digital.
"Ancaman kedaulatan negara tidak hanya secara fisik. Di era disrupsi digital saat ini, (ancaman) bisa melalui internet," ungkap Dudung, menggaris bawahi kompleksitas lanskap geopolitik kontemporer.
Pria kelahiran19 November 1965 ini dengan cermat menghubungkan warisan pemikiran founding fathers, khususnya Soekarno, dengan realitas kekinian. Kutipannya tentang perjuangan melawan "bangsa sendiri" menjadi starting point diskusi kritis tentang identitas nasional di era globalisasi.
Dirinya mendorong mahasiswa untuk tidak sekadar menjadi konsumen pasif perubahan, tetapi aktif mendefinisikan arah perubahan itu sendiri.
Lebih dari itu, Dudung menekankan pentingnya daya saing di kancah global tanpa kehilangan akar budaya.
"Saya teringat apa yang disampaikan presiden pertama Bung Karno bahwa perjuangan ke depan akan semakin sulit karena yang dihadapi adalah bangsanya sendiri," ujarnya.
Baca juga: Eks KSAD Dudung Abdurachman Sudah Prediksi Prabowo-Gibran Unggul, Optimis Satu Putaran
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.