Megawati Minta Pemilu Pakai Proporsional Tertutup, Bamsoet Bicara Sistem Kombinasi
Sistem kombinasi ini, lanjut Bamsoet, memberi peluang bagi kader-kader terbaik partai politik, untuk terpilih menjadi anggota legislatif.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Acos Abdul Qodir
Sebab, calon anggota legislatif (caleg) yang lahir dari sistem Pemilu proposional terbuka, terkadang tak memiliki kapasitas.
"Karena apa? Itu yang dijadikan itu menurut saya enggak jelas, bukan perintah partai," kata Megawati ketika menjadi pembicara pada hari kedua Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perindo 2024 di iNews Tower, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Menurut Megawati, calon anggota legislatif yang berada di nomor urut terkahir bisa saja menang dalam kontestasi.
"Akibatnya juga kan apa dengan susunan itu maka yang punya duit banyak biar nomor katakan 6 atau 8 kalau ada duit, ada ini nah bisa menang," ujarnya.
Presiden kelima RI ini tak ingin anggota legislatif tak memiliki kualitas karena menggunakan sistem proposional terbuka.
"Yang mestinya nomor satu kita jadikan itu, enggak jadi," ungkap Megawati.
Karenanya, Megawati meminta semua pihak untuk kembali berdiskusi mengenai sistem Pemilu di Indonesia.
"Jadi, mbok dipikirkan gitu lho bukan hanya untuk jadi saja, harus punya kualitas, bagaimana kita akan mengatakan hal-hal yang sangat urgen urusan republik ini kalau kualitasnya saja begitu," imbuhnya.
Baca juga: Media Rusia Kabarkan Prabowo Subianto Tiba di Moskow
Sebelumnya, pada Kamis (15/6/2023) Mahkamah Konstitusi (MK) gugatan untuk mengganti sistem pemilu legislatif ke proposional tertutup.
Artinya, sistem Pemilu tetap menggunakan proporsional daftar calon terbuka seperti yang telah diberlakukan sejak 2004.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.