Titik Api Kebakaran Hutan di Indonesia Marak, Bambang Haryo Minta Pertanggungjawaban Menteri KLHK
Sebagaimana data yang dilansir dari situs BMKG, Pulau Kalimantan menjadi wilayah terbanyak dengan 465 titik.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebaran titik api atau panas (hotspot) di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1.000 titik.
Sebagaimana data yang dilansir dari situs BMKG, Pulau Kalimantan menjadi wilayah terbanyak dengan 465 titik.
Disusul Sumatera 192 titik, Pulau Jawa 44 titik, Nusa Tenggara 27 titik, Sulawesi 14 titik dan titik lainnya di berbagai daerah Indonesia.
Baca juga: Indonesia Akan Masuki Musim Kemarau, Pemerintah Perlu Antisipasi Kebakaran Hutan
Menyikapi hal itu, Politisi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono mengaku sangat prihatin.
Ia menyebutkan kondisi lingkungan di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Barat serta Jawa mengalami polusi asap kebakaran yang sangat hebat.
"Ini bisa menganggu kesehatan terutama anak anak kecil yang terkena ISPA bahkan mengkibatkan kematian, termasuk juga menganggu ekonomi, industri, pariwisata dan sebagainya. Asap kebakaran hutan ini lah yang menjadi penyebab polusi di kota kota wilayah Jawa sebelah Utara, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya ada di ambang batas tidak sehat, demikian juga Flora Fauna yang sangat spesifik hutan wilayah tersebut akan punah," kata Bambang Haryo yang akrab disapa BHS ini pada Kamis (1/8/2024).
Dikatakan anggota DPR-RI terpilih periode 2024-2029 ini, seharusnya Pemerintah khususnya Kementrian Kehutanan segera mengambil langkah preventif dengan menyiram hutan hutan sebanyak 1 minggu sekali, seperti yang dilakukan oleh negara tetangga.
Baca juga: Kebakaran Hutan Menyebar di Beberapa Provinsi Kanada, Ribuan Warga Dievakuasi
"Kita bisa melihat Malaysia Semenanjung dan Malaysia kalimantan sebesar 32 juta hektar, serta Brunei Darussalam sebesar 527.000 hektar, dan juga Thailand sebesar 51 juta hektar, tidak ada satupun titik nyala api karena Pemerintah melakukan pencegahan dengan menyiram secara rutin sebanyak 1 minggu sekali pada saat wilayah mereka sedang musim kemarau, sedangkan hutan di Indonesia tinggal sekitar 80 juta hektar terbakar lebih dari 2000 titik," imbuh BHS.
Dilanjutkan BHS, karena mereka dan kita harusnya mengetahui bahwa tumbuh tumbuhan yang hijau tidak akan kering sampai batas 21 hari karena tidak di siram.
Dan tumbuhan yang tidak kering (daun hijau) tidak akan bisa terbakar. Bisa kita coba apakah bisa membakar daun berwarna hijau dengan menggunakan korek.
Menurut BHS, masih beruntung, sebaran titik hotspot yang terjadi di Indonesia, karena arah angin saat awal Agustus ini mengarah ke barat daya, yang di akhir agustus akan mengarah menuju ke selatan dan akan menuju ke arah timur, maka kota kota di Jawa akan penuh dengan asap.
Dan asap kita juga akan menganggu negara tetangga kita yaitu Singapura dan Malaysia. Paparnya
"Tentu ini menjadi tanggung jawab Kementerian Kehutanan, karena telah diberikan anggaran dan fasilitas yang sangat besar, tetapi tidak bergerak melakukan pencegahan dengan rekayasa cuaca atau penyemprotan menggunakan armada pesawat yang ada," pungkas BHS.