Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Eks Menkumham Era SBY yang Dampingi Jusuf Kalla Hadiri Pemakaman Ismail Haniye di Qatar

Hamid Awaluddin kembali mendampingi Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) bertolak ke Doha, Qatar, Kamis (1/8/2024).

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Sosok Eks Menkumham Era SBY yang Dampingi Jusuf Kalla Hadiri Pemakaman Ismail Haniye di Qatar
istimewa
Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) didampingi Hamid Awaluddin bertolak ke Doha, Qatar, Kamis (1/8/2024) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Hamid Awaluddin kembali mendampingi Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) bertolak ke Doha, Qatar, Kamis (1/8/2024).

Kunjungan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu untuk menghadiri pemakaman Pemimpin Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniyeh.

Bekas Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia Hamid Awaluddin diketahui juga ikut dalam rombongan saat Jusuf Kalla saat bertemu dengan Ismail Haniye pada Jumat (12/7/2024) sore di Doha, Qatar membahas kondisi terkini Palestina.




Berikut sosoknya Hamid Awaluddin:

Hamid Awaluddin lahir di Pare Pare pada tanggal 5 Oktober 1960. 

Ia menempuh pendidikan sarjana hukumnya di Universitas Hasanuddin. 

Lulus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar, tahun 1986 dan untuk memenuhi hasrat merantau, Hamid berangkat ke Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

Ia mengambil program non gelar bidang jurnalistik.

Kemudian ia mengambil dua program master di American University yaitu master dalam bidang hukum internasional, HAM dan politik internasional.

Di universitas yang sama, ia meraih gelar doktornya tahun 1998.

Hamid kemudian mendedikasikan diri di Kedubes Filipina dan Kongres Amerika Serikat sebagai peneliti politik.

Selain itu ia sempat pula menjadi Sekretaris Eksekutif Kantor Pengacara Internasional SAA.

Setelah belasan tahun berkelana, Hamid kembali ke Indonesia.

Pada tahun 1996, ia membuat penelitian di LP Cipinang mengenai "abal-abal".

Abal-abal adalah istilah untuk sekelompok narapidana yang memilih tinggal selamanya di LP.

Mereka merasa tidak lagi memiliki keluarga dan tidak diharapkan lagi di tengah masyarakat.

Pada 20 Oktober 2004 ia diangkat menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Hamid juga menjadi wakil Indonesia dalam penandatanganan MOU perdamaian dengan Gerakan Aceh Merdeka.

Pada 7 Mei 2007, ia digantikan Andi Mattalata lewat sebuah perombakan kabinet tahap kedua yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Presiden, Jakarta.

Riwayat Karir:

  • Wakil Direktur Pusat Studi Etika Politik dan Pemerintahan (PUSKAP)
  • Special advisor pemberantasan korupsi pada Partnership for Governance Reform in Indonesia
  • Anggota Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
  • Dosen Unhas Direktur Studi HAM Unhas
  • Anggota KPU
  • Menteri Hukum dan HAM Kabinet Indonesia Bersatu (20 Oktober 2004 - 8 Mei 2007)
  • Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia (2008–2011)

Dekat dengan Jusuf Kalla

Hamid Awaluddin dikenal dekat dengan Jusuf Kalla.

Di acara Mata Najwa dia membeberkan bagaimana Jusuf Kalla mengajarinya untuk berunding.

Mantan Menkumham yang juga Ketua Juru Runding Perjanjian Helsinki ini memberkan bagaimana JK mengajarinya menghadapi para pimpinan-pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Hamid menjelaskan, Jusuf Kalla sangat detail dalam mempersiapkan perundingan.

"Mulai warna dasi diatur, cara berpakaian, cara ngomong, itu semua diatur," kata Hamid.

Menurut Hamid, JK sangat menekankan bahwa kontak mata dalam suatu perundingan sangatlah penting.

"Bahkan saya dipaksa menatap mata calon lawan runding saya," ungkapnya.

Saat diajari cara tatap mata oleh JK, Hamid mengaku sempat grogi kala itu lantaran perbedaan jabatan.

"Caranya menatap mata Beliau, Hamid tatap mata saya."

"Pasti saya kalah kan, dia Wapres saya menteri. Setiap saya berkedip, Hamid tatap mata saya itu berulang-ulang kali," jelas Hamid.

Hamid lantas membeberkan pertemuannya dengan mantan pejuang GAM, Malik Mahmud yang rupanya mengagumi cara berundingnya.

Mantan Menteri Hukum Dan HAM, Hamid Awaluddin
Mantan Menteri Hukum Dan HAM, Hamid Awaluddin (Kompas TV)

"Nah belakangan saya ketemu Malik Mahmud, saya notice (memperhatikan) loh waktu berunding, selalu menatap mata saya yah," kata Hamid menirukan Malik Mahmud kala itu.

"Oh iya Kenapa? Pak JK suruh saya," jawab Hamid kepada Malik Mahmud saat itu.

Mendengar itu, para hadirin lantas tertawa. Tak ketinggalan sang pembawa acara, Najwa Shihab.

Selain itu, para hadirin juga terdengar bertepuk tangan.

Sekali lagi, Hamid menegaskan bahwa JK menuntunnya cara bernegosiasi dengan sangat detail.

"Jadi sangat detail, bukan hanya memberi tahu kami sebagai tim runding pola perencanaan tetapi cara-cara sampai detailpun harus diatur," ungkapnya.

Kemudian, pria 59 tahun itu mengungkapkan pesan penting dari JK bahwa dalam sebuah perundingan tidak ada perbedaan kelas yang membatasi.

"Yang peling penting ketika saya diberi tugas sebagai juru runding, Beliau mengatakan Hamid lawan rundingmu itu harus kau beri martabat."

"Jangan kau lebih rendah, posisimu sama dalam perundingan," ucap Hamid.

Baca juga: Jusuf Kalla Terbang ke Doha Qatar Malam Ini, Hadiri Prosesi Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

JK disebut selalu menekanan agar seseorang menjunjung tinggi martabat orang lain dalam suatu perundingan.

"Karena itu, tema perundingan damai ada kata mengatakan dignity for all martabat untuk semua, 100 persen dari Pak JK itu," ucapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas