Pakar Komunikasi Politik Antonius Benny Susetyo: Independensi KPK Tergerus Kepentingan Politik
Antonius Benny Susetyo mengatakan independensi KPK tergerus kepentingan politik, hukum sering kali dijadikan alat politik mencapai tujuan praktis.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Antonius Benny Susetyo mengatakan, independensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tergerus oleh kepentingan politik.
Benny menilai, hukum sering kali dijadikan alat politik untuk mencapai tujuan praktis dan menghancurkan kekuatan demokrasi.
Sementara, demokrasi kian tergerus akibat perilaku yang membelenggu reformasi dan memperparah korupsi yang sudah menjadi budaya.
"Hal ini diperparah dengan KPK yang telah diintervensi oleh penguasa dalam penanganan kasus-kasus korupsi," kata Benny dalam keterangannya, Minggu (4/8/2024).
Menurut Benny, hal tersebut menunjukkan independensi lembaga penegak hukum seperti KPK semakin tergerus oleh kepentingan politik.
Dia menjelaskan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menyoroti supermasi hukum di Indonesia yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Megawati, kata Benny, menyebut perilaku koruptif telah menjadi budaya di Indonesia karena supremasi hukum yang lemah.
"Megawati juga menilai bahwa KPK telah diintervensi oleh penguasa dalam penanganan kasus-kasus korupsi," ujarnya.
Bagi Megawati, supremasi hukum sangat penting untuk menjaga keadilan dan kebaikan bersama.
"Hukum harus berfungsi sebagai alat untuk menegakkan nilai-nilai kebaikan dan keadilan, bukan sebagai alat politik untuk mencapai tujuan praktis," ucap Benny.
Baca juga: Megawati Kritik Hukum di Indonesia, Pengamat: Wajar, Ada Kemunduran
Benny lalu mengaitkan pendapat filsuf Thomas Aquinas tentang esensi politik dan hukum, yakni untuk mencapai "bonum commune" atau kebaikan bersama.
Sayangnya, kata dia, penegakan hukum di Indonesia sering kali bersifat pragmatis tergantung pada pesanan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan.
Menurut Benny, Thomas Aquinas berpendapat bahwa politik adalah seni mengatur masyarakat agar dapat hidup dalam harmoni dan mencapai tujuan bersama.
Thomas Aquinas, kata dia, berpendapat bahwa manusia adalah animal politicum atau makhluk politik yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk mencapai kebahagiaan.