Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yasril Sebut Bahlil Lahadalia Bagian dari Tokoh Intervensi Penguasa terhadap Dinamika Golkar

Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Yasril Ananta menyebut Bahlil Lahadalia merupakan bagian dari tokoh intervensi penguasa terhadap dinamika Golka

Penulis: tribunsolo
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Yasril Sebut Bahlil Lahadalia Bagian dari Tokoh Intervensi Penguasa terhadap Dinamika Golkar
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Senin, (12/8/2024). Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Yasril Ananta menyebut Bahlil Lahadalia merupakan bagian dari tokoh intervensi penguasa terhadap dinamika Golka 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golongan Karya (Golkar) Yasril Ananta Baharuddin menyebut Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia merupakan bagian dari tokoh intervensi penguasa terhadap dinamika Golkar.

“Kalau dari situ ya tentu saja (bentuk intervensi kekuasaan),” kata Yasril saat berbincang dengan Tribunnews.com Kamis (15/8/2024).

Ia menjelaskan hal ini dapat merusak tatanan sistem partai politik di Indonesia.

Sehingga Yasril tidak setuju, apabila Bahlil menjadi Ketua Umum (Ketum) Golkar.

Menurutnya, banyak yang lebih layak menjadi Ketum Golkar.

Yasril menyebut dua nama yakni Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Agus Gumiwang Kartasasmita.

“Kalau saya pribadi tidak setuju (Bahlil jadi Ketum Golkar). Masih banyak calon calon lain di dalam yang bagus seperti pak Agus Gumiwang, pak Bambang Soesatyo," ucap Yasril.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Yasril menyebut politikus muda Golkar Dave Laksono.

Dia menilai, Dave sosok muda yang dapat memimpin Partai Golkar dengan baik.

Bahkan ia mengatakan beberapa yang lain lagi yang bagus-bagus.

Serta mempunyai semangat idealisme dan nasionalisme yang kuat.

Baca juga: Nama Bahlil Santer Jelang Munas Golkar, HIMA KOSGORO 1957: Proses Tak Akan Khianati Hasil

“Ada beberapa yang lain lagi yang bagus-bagus, yang masih punya semangat idealisme dan nasionalisme yang kuat yang tujuannya untuk kepentingan bangsa dan negara, untuk kepentingan sesaat seperti banyak sekarang hanya mencari kekuasaan lalu mencari duit, selesai,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan sistem seperti ini dapat merusak sistem dan mekanisme ketatanegaraan maupun organisasi pada politik.

Di sisi lain, Yasril mempertanyakan rekam jejak Bahlil di Golkar.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas