Sejumlah Kiai NU Kumpul di Madura Serukan Muktamar Luar Biasa PBNU, Ingin Dongkel Gus Yahya?
Juru Bicara Munas Alim Ulama NU KH Abdussalam Shohieb menuduh, elite PBNU hasil Muktamar Lampung telah jauh membawa NU ke ranah politik praktis.
Penulis: Reza Deni
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alih-alih ingin mengevaluai sepak terjang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar, terkini elite Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mendapat "serangan balik".
Sejumlah kiai menamakan diri forum Mubes Alim Ulama NU berkumpul di Ndalem Kasepuhan PP Al-Kholiliyah An-Nuroniyah Demangan, Madura.
Dari pertemuan itu, mereka sepakat menyerukan adanya Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk PBNU.
Alasannya, agresivitas petinggi PBNU dalam politik kekuasaan memicu keresahan warga nahdliyin di berbagai wilayah Indonesia.
Seruan MLB itu dinilai sarana koreksi langkah PBNU hasil Muktamar Lampung.
Adapun seruan MLB NU ini menjadi satu dari delapan Amanah Bangkalan hasil keputusan forum Mubes Alim Ulama NU.
Hadir dalam forum tersebut para kiai dan pengasuh pondok pesantren di antaranya Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohieb, Pengasuh Ponpes Bima Cirebon KH Imam Jazuli, Pengasuh Ponpes Gasek Malang KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso KH Fahmi, dan Pengasuh Ponpes Mahadul Ilmi, Sarang, Rembang KH Imam Baehaqi. Selain itu hadir KH Muhaimin, KH Rosihin Roghibi, KH Sholahuddin Azmi, KH Dimyati, KH Nasirul Mahasin, KH Haidar Muhaimin, serta KH Aguk Irawan.
Baca juga: Ketum Golkar Kosong, Bamsoet Banjir Tepuk Tangan Saat Bilang Ingin Mencalonkan di Atas Podium
Juru Bicara Munas Alim Ulama NU KH Abdussalam Shohieb menuduh, elite PBNU hasil Muktamar Lampung telah jauh membawa NU ke ranah politik praktis.
Gus Salam, sapaan karibnya, menilai fenomena ini tampak begitu nyata menjelang, saat, hingga setelah Pemilu 2024.
Elite PBNU tidak malu-malu terlibat aksi dukung mendukung hingga menyediakan panggung bagi elit politik yang terlibat dalam kontestasi Pemilu 2024.
“Maanuver-manuver elit PBNU hasil Muktamar Lampung nyata-nyata merupakan pelanggaran berat terhadap qonun asasi, AD/ART, Perkum, serta etika dan moral berorganisasi,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Minggu (18/8/2024).
Gus Salam mengatakan pasca-Pemilu 2024, manuver politik PBNU ini ternyata tidak berhenti.
Dengan dalih ingin membenahi PKB, elit PBNU membuka front terbuka untuk menyerang PKB baik secara kelembagaan maupun personal.
Baca juga: Temui Wapres Maruf Amin, Cak Imin Lapor Ada Keinginan PBNU Intervensi PKB
Baca juga: Cak Imin Beri Pesan Menohok ke PBNU: Kiai Manapun Kalau Langgar Konstitusi Bakal Kualat
Mereka pun mempertotonkan aksi-aksi kebulatan tekad hingga gelar pasukan untuk menunjukkan keseriusan dalam berkonflik dengan saudara mereka sendiri.
“Situasi ini membuat miris kami semua, betapa hanya untuk target-target politik segelintir orang mereka menggunakan tegas mempolitisasi PBNU untuk menyerang sesama Nahdliyin,” katanya.
Manuver politik elit PBNU, kata Gus Salam sangat meresahkan Nahdliyin. Agresifitas elit PBNU juga merusak Marwah NU sebagai entitas keagamaan yang didirikan para ulama untuk menjadi pengayom bangsa.
"Dalam berbagai manuver elit PBNU lebih tampak sebagai makelar politik alih-alih sebagai alim ulama yang harusnya menjadi pengayom dan berdiri di atas semua kepentingan anak bangsa. Situasi ini tentu meresahkan dan membuat kebingungan di akar rumpur nahdliyin," ucapnya.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, sejumlah kiai NU memutuskan untuk membentuk Presidium Penyelamat Organisasi NU (PPONU).
"Wadah ini sebagai sarana komunikasi sekaligus koordinasi untuk menyiapkan ajang Muktamar Luar Biasa NU," kata dia
“Tugas utama presidium melakukan koordinasi, konsolidasi, dan menyosialisasikan Amanah Bangkalan kepada para pengasuh pesantren, PWNU-PCNU se-Indonesia, PCINU se-dunia, badan otonom dan lembaga NU,” tandas Gus Salam.
Baca juga: Sosok Pengganti Airlangga Ditentukan dalam Rapimnas dan Munas 20-21 Agustus 2024 di JCC