Anggota DPR: BMKG Harus Persiapkan Data Akurat Soal Megathrust
Selain itu, BMKG juga diminta lebih berhati-hati dalam menyampaikan prediksi kebencanaan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempersiapkan data yang akurat terkait ancaman gempa besar di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Gempa megathrust merupakan istilah menggambarkan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. "Mega" berarti besar, sedangkan "thrust" mengacu pada sesar sungkup. Zona megathrust terletak di perbatasan antara kerak benua dan kerak samudra.
Syahrul berujar perlu dilakukan koordinasi untuk memitigasi bencana gempa akibat pertemuan lempeng tektonik tersebut, serta berkoordinasi dalam menyiapkan mitigasi bencana. Selain itu, BMKG juga diminta lebih berhati-hati dalam menyampaikan prediksi kebencanaan.
Baca juga: Antisipasi Gempa Megathrust, Pemerintah Pusat dan Daerah Diminta Siapkan Mitigasi Bencana
Beberapa waktu lalu, dalam keterangan tertulisnya, BMKG menyebut gempa megathrust tinggal menunggu waktu. Syahrul mengingatkan, jangan sampai menimbulkan kepanikan masyarakat jika informasi bencana tidak disertai data yang akurat dan upaya mitigasi bencana.
BMKG, lanjut Syahrul, perlu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempersiapkan mitigasi terhadap potensi megathrust yang menghantui Sumatera dan Jawa tersebut.
"Agar itu dilibatkan seluruh komponen pemerintahan yang ada sehingga tidak menjadi kepanikan," ucap Syahrul kepada wartawan dikutip Sabtu (24/8/2024).
Oleh karena itu, jika memang akan terjadi perlu ada langkah mitigasi, harus ada persiapan agar Indonesia dapat menghadapi bencana. Komisi V DPR berharap pemerintah harus bijak dalam memberikan informasi dan di sisi lain masyarakat juga harus bijak dalam menerima informasi ini.
"Semua ini tentu, karena informasi ini berdasarkan data-data yang dimiliki oleh BMKG, secara kesiapan usaha manusiawi perlu kita lakukan," terang Syahrul
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan, para ilmuwan melihat bahwa gempa besar ini hanya tinggal menunggu waktu.
Baca juga: Ngeri! BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Menunggu Waktu
"Potensi seismic gap di megathrust Selat Sunda diperkirakan mencapai magnitudo 8,7, sedangkan di Mentawai-Siberut mencapai magnitudo 8,9," tuturnya di Jakarta, Senin (19/8/2024) lalu.
Daryono menyampaikan, bahwa megathrust adalah zona pertemuan antara lempeng tektonik bumi yang memiliki potensi untuk memicu gempa besar dan tsunami. Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Tahun 2017 dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen), Indonesia dikelilingi oleh 13 megathrust, termasuk segmen Selat Sunda yang sebagian terletak di selatan Jawa-Bali, serta zona Mentawai-Siberut di barat Sumatera.