Memahami Praktik Filantropi Strategis di Indonesia Lewat Sebuah Buku
Buku "A Philanthropist's Guide to Giving: Berbagai Pemahaman Khas Asia" kini hadir dalam bahasa Indonesia.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Buku "A Philanthropist's Guide to Giving: Berbagai Pemahaman Khas Asia" kini hadir dalam bahasa Indonesia.
Peluncuran buku itu didukung oleh Filantropi Indonesia serta Asia Philanthropy Circle dan Yayasan Bakti Barito.
Buku ini merupakan panduan praktis, yang menggambarkan pentingnya kolaborasi antar sektor dan wilayah dalam memajukan agenda filantropi di Asia, yang diharapkan dapat menginspirasi inisiatif serupa di Indonesia.
Filantropi memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan sosial dan ekonomi di berbagai negara, terutama melalui kontribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, dan pelestarian lingkungan.
Direktur Yayasan Bakti Barito Dian Purbasari menyebut pihaknya berupaya memperluas pemahaman dan praktik filantropi strategis di Indonesia.
Hal ini bagian dari upaya untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di berbagai sektor.
“Melalui kolaborasi ini, kami dan para mitra berupaya mempromosikan pentingnya filantropi berbasis data dan riset dalam menciptakan solusi yang efektif untuk tantangan sosial yang kompleks,” ungkap Dian di Gramedia Grand Indonesia, akhir pekan lalu.
Dirinya menerangkan, buku ini mencakup berbagai tahapan perjalanan filantropi, mulai dari perancangan strategi hingga evaluasi dampak dan kolaborasi efektif.
Berisi 31 studi kasus dari delapan negara di Asia, yang disusun oleh anggota Asia Philanthropy Circle.
"Publikasi buku ini diharapkan dapat menyebarluaskan konsep dan praktik filantropi strategis kepada masyarakat luas dan mendorong lebih banyak individu dan kelompok untuk terlibat dalam kegiatan filantropi yang berdampak,” kata Dian.
Indonesia sudah lama dikenal sebagai negara paling dermawan di dunia.
Bahkan World Giving Index dari Charities Aid Foundation telah menobatkan Indonesia selama enam tahun berturut-turut.
Merujuk data Philanthropy Outlook 2024, 89 persen organisasi filantropi di Indonesia telah menyelaraskan program mereka dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Direktur Eksekutif Asosiasi Filantropi Indonesia Gusman Yahya menambahkan, anak muda kini lebih punya jiwa sosial tinggi dibanding dengan generasi sebelumnya.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Berharap Lembaga Filantropi Makin Banyak: Zakat dan Wakaf Belum Terkelola Baik
Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi.
“Filantropi itu tren dan inovasi. Sekarang banyak arahnya lebih ke sosial misalkan bikin start up untuk membantu sesama. Bisa sangat menginspirasi," kata Gusman.