Mavemaker Ungkap Penyebab Perusahaan Mulai Kurangi Belanja Iklan ke Media Massa
Dari data yang ada sebenarnya belanja iklan perusahaan tidak mengalami penurunan, tetapi porsi belanja iklan untuk ke media semakin berkurang.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Padahal, pengiklan sudah sadar bahwa tidak semua pengunjung website publisher itu membuka halaman utama tersebut.
Pengiklan akan lebih memilih halaman yang sesuai dengan materi iklan yang ditargetkan.
80 Persen Pendapatan dari Iklan
Menyikapi iklan yang terus merosot, maka perlu strategi revenue stream baru agar media-media bisa mempertahankan keberlanjutan bisnisnya.
Ketua Umum Indonesia Digital Association (IDA), Dian Gemiano, memperkirakan sekitar 80 persen pendapatan media dari iklan.
Menurutnya, saat ini publisher harus bersaing dengan platform media sosial untuk mendapatkan iklan. Di sisi lain, ada lagi ancaman dari perkembangan Artificial Inteligence (AI).
Studi di Amerika Serikat memperkirakan ada penurunan belanja iklan sebesar 40 akibat kehadiran AI.
"Ini sangat wajib kita mitigasi," kata Dian.
Regional Director Antsomi, Ilona Juwita, yang mewakili perusahaan teknologi marketing, mengatakan publisher harus bisa memanfaatkan data pengunjung situsnya yang lebih spesifik untuk keberlanjutan bisnisnya.
Utilisasi data ini bisa meningkatkan jumlah pengunjung aktif, meningkatkan pengalaman kunjungan, hingga berujung pada meningkatnya pendapatan.
"Ayo teman-teman media bergerak untuk lebih mengenal pembacanya. Semuanya perlu pendekatan kepada pembaca," ujarnya.
Belajar dari pengalaman, media besar seperti Grup EMTEK telah memanfaatkan data user sebagai strategi meningkatkan pendapatannya.
"Kami melakukan pengumpulan data pembaca dan mengolahnya. Kami punya segmentasi pembaca," kata Yogi Triharso, Head of EMTEK Digital.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.