Demokrat Rekrut Kader Perempuan Masuk Parlemen, Baru 8 Kursi di Pemilu 2024
PDRI ajak kader perempuan Demokrat untuk berani tampil di panggung politik masuk parlemen.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), Vitri Mallarangeng mengajak kader perempuan Demokrat untuk berani tampil di panggung politik.
“PDRI akan merekrut para kader Perempuan yang berkualitas untuk di Parlemen," kata Vitri dalam acara silaturahmi calon pengurus PDRI masa bakti 2024-2029 di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Jumat (30/8/2024).
Menurut Vitri, kader perempuan Demokrat hanya mendapatkan 8 kursi dari total 44 kursi yang diperoleh Demokrat hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
"Saat ini di tahun 2024 baru menembus 20 persen perempuan Demokrat duduk di Parlemen 8 dari 44 kursi di DPR RI,” ujarnya.
Vitri menekankan pentingnya peran PDRI untuk menjadi wadah politik perempuan Indonesia.
Karenanya, PDRI akan terus meningkatkan perannya untuk merekrut kaum perempuan yang berkualitas.
“Baik secara kualitas, elektabilitas maupun likebilitas untuk menjadi kader yang akan duduk di legislatif maupun di pemerintahan," ucap Vitri.
Vitri berharap PDRI bisa efektif dan menjadi ujung tombak Demokrat untuk menjaring para kader sehingga, bisa tumbuh kembang meluas dan dikenal masyarakat.
Dia juga berharap PDRI bisa menjadi kawah candradimuka perempuan demokrat, yakni mampu mempersiapkan kader untuk maju dalam kontestasi politik.
“Ibu-ibu harus siap mengabdi bagi bangsa ini di segala bidang. Ibu mengasah diri dengan keahlian masing-masing. Sehingga bila ada panggilan atau ada kebutuhan ibu sudah siap di tempatkan di manapun ibu dibutuhkan bangsa ini,” tegas Vitri.
“Kita perlu saling asih dan saling asuh serta saling menjaga dan kemudian maju bersama-sama,” tuturnya menambahkan.
Baca juga: Dorong Isu Kesetaraan Gender, Peran Aktif Perempuan Dibutuhkan
Sementara itu, pendiri PDRI Titi Budi Santoso mengatakan, tidak mudah mencapai tujuan perempuan bisa berkiprah di politik.
Namun, harus diperjuangkan untuk mencapai tujuan tersebut.
“Perempuan-perempuan juga bisa menduduki jabatan komisaris BUMN, bisa menjadi eksekutif. Jangan katakan perempuan tidak bisa tentunya tidak mudah mencapainya. Namun indah untuk diperjuangkan," imbuhnya.