Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Misteri Keberadaan Kaesang, Diminta Segera Muncul, ICW: Ini Soal Tanggung Jawab Moral

Sejak video Kaesang dan istrinya Erina Gudono ketahuan menggunakan jet pribadi, keberadaannya belum diketahui. Kaesang pun diminta klarifikasi

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Fakta-fakta Misteri Keberadaan Kaesang, Diminta Segera Muncul, ICW: Ini Soal Tanggung Jawab Moral
Instagram @erinagudono
Kaesang Pangarep dan sang istri Erina Gudono. Sejak video Kaesang dan istrinya Erina Gudono ketahuan menggunakan jet pribadi, keberadaannya belum diketahui. Kaesang pun diminta klarifikasi 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencari keberadaan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), usai videonya menaiki jet pribadi viral.

Diketahui, sejak video Kaesang dan istrinya Erina Gudono ketahuan menggunakan jet pribadi, keberadaan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu belum diketahui.

Keberadaan Kaesang hingga kini masih misterius setelah dikabarkan berada di Amerika Serikat menemani istrinya, Erina Gudono, yang melanjutkan sekolah.

Saat di AS, gaya hidup keduanya pun dikomentari rakyat Indonesia.

Pasalnya, di saat Indonesia sedang terjadi huru-hara soal aturan Pilkada 2024, Kaesang dan Erina sibuk pamer kemewahan di Amerika.

Berikut fakta-fakta KPK mencari keberadaan Kaesang yang masih misterius.

KPK akan Kirim Surat Panggilan

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengungkapkan pihaknya akan mengirimkan surat undangan untuk Kaesang.

Berita Rekomendasi

Namun, KPK merasa kesulitan lantaran keberadaan Kaesang saat ini tidak diketahui.

Lembaga anti-rasuah itu merencanakan melakukan pemanggilan kepada Kaesang untuk memberikan klarifikasi soal dugaan penerimaan gratifikasi berupa fasilitas jet pribadi.

"Surat sedang dikonsepkan, surat undangan. Saya tidak tahu posisi bersangkutan (Kaesang) saat ini ada di mana," kata Alex, sapaan Alexander Marwata, dalam konferensi pers di Kantor KPK RI, Jumat (28/7/2024).

KPK menilai penerimaan fasilitas untuk Kaesang patut diduga berhubungan dengan penyelenggara negara.

Pasalnya, Jokowi adalah pejabat negara.

"Kenapa kami membutuhkan penjelasan dari saudara Kaesang terkait hal ini? Karena kami menduga, patut diduga itu ada kaitannya dengan penyelenggara negara. Kan kita tahu kan orang tua dari Saudara Kaesang," tutur Alex.

Grace Natalie Bungkam

Sementara itu, Wakil Dewan Pembina PSI sekaligus Staf Khusus Presiden Jokowi, Grace Natalie memilih bungkam soal keberadaan Kaesang.

Padahal, ia cukup dekat dengan Jokowi dan keluarganya.

Apalagi Grace dan Kaesang sama-sama satu partai yaitu PSI.

"Enggak tahu," ujar Grace dikutip dari Kompas.com, Senin (2/9/2024).

Mahfud Minta Kaesang Muncul

Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut Kaesang Pangarep harus segera muncul untuk menjelaskan dugaan gratifikasi ini.

Bahkan, Kaesang juga perlu menjelaskan mengenai dari mana uang pembayaran tersebut berasal.

“Seharusnya dia menjelaskan dong, muncul. Ini saya begini-begini, biayanya dari sini, dan seterusnya,” ujar Mahfud, dikutip dari YouTube Mahfud MD Official, Selasa (3/9/2024).

Menurut Mahfud, seorang anak pejabat publik harus berani terbuka.

Terlebih apabila berhubungan dengan keuangan dan kekayaan.

“Ini kan penting, publik harus tahu karena dia itu anak pejabat publik yang harus berani terbuka gitu,” jelas Mahfud.

Lebih lanjut, Mahfud meminta institusi terkait untuk segera ikut menjelaskan mengenai apa yang tengah terjadi sebenarnya.

“Direktorat Jenderal Pajak diam juga ya? Pajak, Bea Cukai. Pokoknya institusi yang terkait harus menjelaskan,” ujar Mahfud.

Soal Tanggung Jawab Moral

Indonesia Corruption Watch (ICW) juga menilai Kaesang memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan klarifikasi.

Apalagi Kaesang bagian dari keluarga Jokowi.

ICW tak menampik bahwa Kaesang memang tidak punya kewajiban secara hukum untuk melaporkan segala penerimaan fasilitas yang diperolehnya ke KPK.

Namun, menurut ICW, kasus ini perlu dipandang sebagai modus dari pihak swasta yang mungkin mencoba memberikan gratifikasi kepada pejabat negara melalui keluarganya.

"Apalagi Kaesang merupakan anak seorang presiden dan adik wakil presiden terpilih, sehingga agar tidak menjadi spekulasi yang semakin berkembang, Kaesang punya tanggung jawab moral untuk menjaga nama baik keluarganya," kata Peneliti ICW Diky Anandya, Senin (2/9/2024).

Kaesang juga punya kewajiban yang sama untuk mengklarifikasi, seperti anak pejabat lain.

Diky pun meminta KPK untuk tak ragu meminta klarifikasi kepada Kaesang terkait hal ini. 

"ICW mendorong agar KPK melakukan upaya klarifikasi terhadap yang bersangkutan," kata Diky.

Koordinasi Penegak Hukum LN

Selain itu, Diky juga mengusulkan agar KPK melakukan langkah cepat.

KPK diminta melakukan korrdinasi dengan lembaga penegak hukum luar negeri (LN) untuk mencari keberadaan Kaesang.

"Kami mendorong agar KPK dapat berkoordinasi dengan penegak hukum di luar negeri untuk menelusuri dari aspek pemberi fasilitas terhadap Kaesang," kata Diky.

Kaesang, seharusnya tidak menghilang di saat dirinya menjadi fokus banyak pihak.

Dugaan gratifikasi buntut Kaesang dan Erina menggunakan jet pribadi ini harus tuntas di mata publik, sebab publik menunggu kebenaran yang terjadi di balik kehidupan mewah anak Jokowi yang konon hanya berbisnis pisang goreng.

Tak Cukup Klarifikasi

Pakar Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Yenti Garnasih menyebut, KPK tak cukup hanya meminta klarifikasi pada Kaesang terkait penggunaan jet pribadi.

KPK, lanjut Yenti, juga harus menyelidiki kasus tersebut hingga tuntas.

Yenti menilai KPK harus lebih peka terkait dengan dugaan suap atau gratifikasi untuk meminta jabatan atau proyek melalui Kaesang.

“Jangan-jangan ini adalah suap-menyuap untuk yang lain, tapi melalui yang bersangkutan, melalui Kaesang."

"Kan biasanya begitu, misalnya minta jabatan kepada pejabat melalui istrinya, memberikan sesuatu kepada istrinya. Jadi harus didalami,” kata Yenti, Senin.

Ia menekankan, conflict of interest menjadi kata kunci dalam kasus ini.

“Yang memberikan fasilitas jet pribadi itu siapa, dia mempunyai proyek atau tidak, dia punya kepentingan apa tidak, makanya conflict of interest itu menjadi kata kunci,” sambung Yenti.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Milani Resti Dilanggi)(Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas