3 Terduga Teroris Ditangkap saat Paus Fransiskus di Indonesia, Pernah Rencanakan Teror di Singapura
Densus 88 tangkap tiga terduga teroris saat Pus Fransiskus tiba di Indonesia, pernah rencanakan teror di Singapura hingga ikut pelatihan militer.
Penulis: Theresia Felisiani
YLK sebenarnya juga pernah ditangkap polisi pada 2003 ketika terbukti memiliki senjata api laras panjang yang merupakan titipan dari narapidana teroris (napiter) Bom Bali I berinisial UM.
"Di tahun 2012, YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Anshor Tauhid (JAT) dan mengikuti program pengiriman personal ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP," kata Aswin.
Tentang rencana teror ke Bursa Efek Singapura, Aswin mengungkapkan hal itu gagal dilakukan oleh YLK karena berakhir dideporatasi oleh pihak Imigrasi Singapura.
"Pasca 2016, YLK berupaya menghilangkan jejak dengan mengganti identitasnya hingga ditangkap pada Agustus 2024," jelasnya.
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bekasi, Profesinya Penjual Donat
Densus 88 Antiteror menangkap dua orang terduga teroris berinisial DF dan FNA (25) di Kota Bekasi, Jawa Barat.
DF ditangkap di sebuah ruko di Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (3/9/2024).
Sementara FNA ditangkap di Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Dikutip dari Kompas.com, DF adalah seorang pedagang donat.
Ketua RT 05 RW 04, Suminta, mengungkapkan bahwa DF tinggal di salah satu ruko di Jalan Makrik, Rawalumbu.
Namun, DF tidak pernah melapor kepada pengurus RT, sehingga Suminta tidak mengenalnya.
"Tadi sekitar jam 07.00 WIB, saya ditelepon Binmaspol terkait salah satu warga yang bermasalah dengan kasus terorisme. Saya ditanya, kenal enggak sama warganya? Saya bilang enggak kenal, karena mereka enggak laporan sama saya," ujar Suminta di depan lokasi penangkapan.
Suminta membenarkan bahwa lokasi penangkapan sesuai dengan alamat yang ditunjukkan, tetapi DF bukan warga asli Bekasi, melainkan warga Banten.
Menurut Suminta, DF tinggal di ruko tersebut bersama tetangga kampungnya dan berjualan donat di tempat lain.
Dari penggeledahan ruko tersebut, Densus 88 membawa beberapa barang bukti, termasuk tiga buku dan satu kartu keluarga (KK).