Unsoed Perketat Keamanan Buntut Jaringan Pelaku Perdagangan Orang Menyusup Masuk Kampus
Tri Wuryaningsih mengatakan pihak kampus bakal menerapkan kartu parkir khusus mahasiswa dan civitas akademika Unsoed.
Penulis: willy Widianto
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah bakal memperketat keamanan kampus.
Hal itu buntut dari adanya dugaan kasus perdagangan orang (human trafficking) yang melibatkan oknum mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah berinisial MRA.
Baca juga: Modus Perdagangan Orang di Kampus Unsoed: Mengaku Kenal Produser dan Tawari Korban Jadi Artis Film
Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Tri Wuryaningsih mengatakan pihak kampus bakal menerapkan kartu parkir khusus mahasiswa dan civitas akademika Unsoed.
"Kami menyampaikan bakal memperketat keamanan. Akan digunakan kartu parkir khusus di semua fakultas. Kartu parkir khusus mahasiswa, sehingga orang luar tidak bisa sembarangan masuk," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun, Jumat (6/9/2024) malam.
Baca juga: Beri Semangat 18 Korban TPPO, Mensos Risma: Siapapun Bisa Sukses
Triwur sapaan akrabnya mengaku sangat terkejut dengan adanya perkara tersebut. Sebab, kata dia hal itu baru pertama kali terjadi di kampus yang lokasinya tidak jauh dari Lokawisata Baturaden tersebut.
"Baru kali ini terjadi dan ini kok luar biasa sekali. Mereka terang-terangan masuk ke kampus bisa di chatting satu-satu oleh orang itu dan dihubungi dengan nomor berbeda namun orang yang sama," ujar Triwur.
Guna mencegah agar peristiwa serupa tidak terulang maka pihak kampus kata Triwur melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya mengimbau kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi agar tidak mudah termakan bujuk rayu mengenai ajakan pekerjaan dari pihak luar.
Pihak kampus kata Triwur menegaskan bahwa info lowongan kerja yang resmi hanya berasal dari kampus, dari situs resmi kampus.
"Dari pihak kampus kita broadcast ke medsos resmi Unsoed supaya anak-anak waspada hati-hati dan harus mengkonfirmasi secara pasti. Bahwa info kerja akan bersifat abal-abal kalau ada orang dari luar fakultas tiba-tiba menemui person to person. Ini kita informasikan ke seluruh Wakil Dekan III ke HIMA artinya supaya teman-teman waspada," ujar Triwur.
Kasus tersebut bermula dari linimasa media sosial kekinian sedang ramai terkait kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga(KDRT) hingga dugaan perdagangan manusia yang dilakukan oknum mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) berinisial MRA.
Akun media sosial Instagram @darksideananta_. menyebut pelaku berinisial MRA adalah seorang mahasiswa fakultas hukum Unsoed. Akun yang diduga adalah istri pelaku menyebutkan dirinya dan pelaku sempat menikah. Namun pernikahan tersebut hanyalah formalitas belaka. Setelah menikah, pelaku kabur tanpa ada kabar, padahal media sosialnya aktif.
Baca juga: Terungkap Oknum Mahasiswa Unsoed yang Diduga Terlibat Kasus Human Trafficking, Anak Anggota DPRD?
"Kami menikah sah secara agama dan negara karena dari awal orang ini takut terjerat hukum (persetubuhan anak di bawah umur dan kekerasan sex)," kata korban. Korban mengaku sempat bertanya kepada teman-teman pelaku untuk mendapat informasi pelaku di luar sana.
"Setelah kabur ternyata di luar sana masih gila perempuan, dugem sana-sini dengan perempuan yang berbeda-beda, pernah sampai ketahuan menghampiri perempuan di hotel (mungkin bukan hanya satu perempuan)," ujarnya.
Istri MRA menyebut jika suaminya tersebut merupakan anak dari anggota DPRD.
"Tapi ternyata berjalannya waktu saya semakin mendapat informasi dan perlakuan tidak baik atas orang ini MRA Mahasiswa Semester 3 Fakultas Hukum UNSOED sisi gelap anak DPR bisa seenaknya ngehamilin orang setelah itu kabur dan lari dari masalah," tutur korban yang diungkap akun Instagram @darksideananta_.
Setelah ramai di media sosial kemudian ada empat orang mahasiswi Unsoed yang melaporkan kepada Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual bahwa mereka telah mengalami kasus dugaan perdagangan orang, pelecehan dan pemaksaan secara fisik dari seseorang yang mengaku dari sebuah rumah produksi ternama dan mengenal beberapa produser serta sutradara film.
Empat orang mahasiswi tersebut sempat ditawari menjadi model dan artis film layar lebar dengan penghasilan menggiurkan.