Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nadiem Makarim Akui Kerap Dapat Kritik Tajam dari Komisi X DPR RI Selama Jabat Mendikbud Ristek

Nadiem Makarim mengaku, dirinya bersama jajaran di Kemendikbud Ristek RI kerap mendapatkan kritik yang tajam selama lima tahun terakhir.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Nadiem Makarim Akui Kerap Dapat Kritik Tajam dari Komisi X DPR RI Selama Jabat Mendikbud Ristek
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2024). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengaku, dirinya bersama jajaran di Kemendikbud Ristek RI kerap mendapatkan kritik yang tajam selama lima tahun terakhir.

Pernyataan itu disampaikan Nadiem saat durinya menyampaikan salam perpisahan dalam rapat kerja terakhirnya menjabat sebagai menteri dengan Komisi X DPR RI.

Kendati begitu, kritikan yang diterima pihaknya adalah sebagai masukan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik di bidang pendidikan.

"Saya jujur saja, walaupun banyak sekali tantangan perdebatan, tantangan kritik, yang kadang-kadang tajam yang dilontarkan ke kami dan tim kami. Terus terang kritik dan semua masukan itu membuat kita sebagai tim manajemen di Kemendikbud lebih baik dan setiap hari tertantang untuk menjadi lebih baik untuk melayani para konstituen kita di bidang pendidikan," ujar Nadiem dalam rapat terakhirnya di Komisi X DPR RI, Rabu (11/9/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Nadiem turut menyampaikan rasa terimakasihnya kepada jajaran Komisi X DPR RI sebagai mitra kerjanya selama lima tahun menjadi pembantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Kata dia, banyak visi dan misi yang sejalan antara Komisi X DPR RI dengan Kemendikbud Ristek RI dalam pemerintahan saat ini.

Berita Rekomendasi

"Dan Komisi X dengan semua kritikannya tetap menjadi mitra yang selalu berjuang bersama. Itu yang saya sadari bahwa misinya itu sama, hatinya ada di tempat yang sama," kata Nadiem.

"Dan itu yang membuka mungkin harapannya bisa menjadi contoh ya dari kemitraan antara komisi dan kementerian dimana karena kemitraan itu kita bisa mencapai hal-hal yang mungkin lima tahun yang lalu tidak mungkin kita pikirkan," sambungnya.

Dalam kesempatan ini, Nadiem turut menyampaikan salam perpisahan dengan Komisi X DPR RI melalui puisi.

Secara garis besar, puisi ini berisi pesan Nadiem untuk menteri selanjutnya dalam melanjutkan program Merdeka Belajar.

"Bapak dan ibu proses transformasi membutuhkan sabar. Hampir 5 tahun kami sibuk menanam akar baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar di tangan anda semua saya titipkan merdeka belajar," demikian salah satu bunyi bait Nadiem.

Sebagai informasi, program Merdeka Belajar merupakan salah satu program unggulan yang dibawa oleh Nadiem Makarim dalam jabatannya di Kabinet Indonesia Maju.

Dimana, program Merdeka Belajar ini memberikan kurikulum untuk pelajar SD sampai setara SMA untuk mengembangkan soft skill siswa yang dimiliki.

Berikut adalah puisi lengkap yang dibacakan Nadiem saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI:

Zaman dulu murid merasa berat bangun di pagi hari, memakai seragam sekolah terasa tegang di hati. 

Karena anak itu tahu sesaat lagi dia akan masuk ruang kelas yang menakuti. 

Zaman dulu setiap kesalahan dikenai hukuman setiap pertanyaan dipermalukan. 

Relevansi dari ajaran semakin membingungkan, dari hari ke hari ia semakin ketinggalan.

Bukannya anak loh yang ketakutan, ibu guru pun tak bisa nafas mengejar pembelajaran, materi ajar serasa kereta tanpa batas kecepatan beban birokrasi membuat guru seperti tahanan.

Tetapi, di dalam hati setiap anak ada mimpi yang tersembunyi keinginan untuk belajar tanpa dihakimi. 

Kepercayaan yang kuat bahwa dia punya kompetensi. Keinginan untuk dilihat sebagai manusia mandiri.

Dan setiap guru punya firasat di dalam hati bahwa mereka mungkin metode kuno sudah tidak relevan lagi. 

Bahwa pembelajar sepanjang hayat tidak mungkin bisa diproduksi dengan kekakuan dengan penghafalan dan standarisasi.

Baik anak maupun guru harus diberikan ruang untuk berkreasi berinovasi bahkan untuk berjuang. 

Ruang kelas menjadi panggung dan juga peluang untuk menemukan jati diri setiap orang.

Pada hari ini kita semua bergabung untuk melihat apa yang terjadi kalau murid dan guru diberikan panggung untuk membuktikan bahwa kreativitas dan kolaborasi sama pentingnya dengan berhitung karena ini lah resep yang membuat mimpi setiap anak melambung.

Baca juga: Nadiem Makarim Bungkam Diminta Respons Kritik Jusuf Kalla yang Sebut Tak Pernah ke Kantor

Bapak dan ibu proses transformasi membutuhkan sabar. Hampir 5 tahun kami sibuk menanam akar baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar di tangan anda semua saya titipkan merdeka belajar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas