Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP Sebut Sosok yang Minta 5 Kader Tanda Tangani Gugatan SK Kepengurusan Pernah Nyaleg lewat Golkar

PDIP mengungkapkan sosok yang meminta lima kader tandatangan gugatan SK Kepengurusan DPP pernah nyaleg lewat Golkar pada Pemilu 2019 lalu.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in PDIP Sebut Sosok yang Minta 5 Kader Tanda Tangani Gugatan SK Kepengurusan Pernah Nyaleg lewat Golkar
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Lima orang kader PDI Perjuangan (PDIP) mengaku dijebak serta ditipu untuk memberikan tanda tangan dan dimanfaatkan oknum pengacara untuk menggugat keabsahan SK perpanjangan kepengurusan DPP PDIP periode 2024-2025, dalam jumpa pers di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (11/9/2024). PDIP mengungkapkan sosok yang meminta lima kader tandatangan gugatan SK Kepengurusan DPP pernah nyaleg lewat Golkar pada Pemilu 2019 lalu.   

TRIBUNNEWS.COM - Politisi PDIP Guntur Romli mengungkapkan sosok yang meminta lima kader PDIP, yaitu Djupri, Jairi, Manto, Suwari, dan Sujoko, untuk menandatangani gugatan surat keputusan (SK) kepengurusan DPP PDIP 2019-2024 dan diperpanjang hingga 2025 bernama Anggiat B.M. Manalu.

Guntur menyebut Anggiat B.M. Manalu pernah mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) DPR pada Pemilu 2019 lalu lewat Partai Golkar.

Berdasarkan tautan artikel dari salah satu media online yang dikirimkan oleh Guntur, Anggiat nyaleg di daerah pemilihan (dapil) Sumut III yang meliputi Langkat, Binjai, Tanah Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Pematang Siantar, Simalungun, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai.

"Pengacara yang menjebak lima orang yang mengaku kader PDI Perjuangan adalah Anggiat BM Manalu. Kalau kita cek rekam jejaknya pernah nyaleg di Golkar," kata Guntur kepada Tribunnews.com, Kamis (12/9/2024).

Guntur menegaskan PDIP akan melakukan langkah-langkah yang membuat Anggiat jera setelah menyalahgunakan tanda tangan lima kader untuk menggugat SK kepengurusan DPP PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.

Namun, dia tidak menjelaskan langkah-langkah yang dimaksud.

"Langkah-langkah yang targetnya akan bikin siapa pun jera kalau mau mengganggu PDI Perjuangan dan Ketua Umum kami," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Guntur mengatakan pernyataan lima kader PDIP yang mengaku dijebak oleh Anggiat itu menjadi bukti bahwa gugatan ke PTUN Jakarta adalah pesananan dan konspirasi jahat.

"Pengakuan itu membuka fakta bahwa gugatan tersebut memang sudah ada rekayasa bahkan pesanan."

"Ada konspirasi jahat untuk mengganggu Ibu Megawati dan PDI Perjuangan. Namun seperti keyakinan kami, Satyam Eva Jayate atau Kebenaran Pasti Menang, maka segala konspirasi jahat bisa digagalkan dan kebenaran terungkap," tegas Guntur.

Baca juga: Lima Kader PDIP Mengaku Dijebak Gugat SK Megawati dengan Iming-iming Rp300 Ribu, Ini Kronologinya

Tribunnews.com telah menghubungi Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia dan Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono untuk mengonfirmasi kebenaran bahwa Anggiat pernah menjadi caleg DPR lewat partai beringin.

Namun, hingga berita ini diterbitkan, mereka belum memberikan respons.

Pengakuan 5 Kader PDIP soal Gugatan SK Kepengurusan DPP

Sebelumnya, salah satu PDIP yang namanya dicatut dalam gugatan, Jairi, menyebut bahwa dirinya dan keempat rekannya mengaku dijebak dan ditipu untuk memberikan tanda tangan oleh oknum pengacara bernama Anggiat B.M. Manalu.

Dikutip dari Warta Kota, Jairi dan keempat rekannya dijebak dengan cara menandatangani selembar kertas kosong oleh Anggiat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas