PT Len Kembangkan Sistem Misi Drone Kombatan Secara Bertahap
PT Len Industri sudah mampu mengembangkan sistem misi dan stasiun pengendali darat untuk drone kategori 2
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Len Industri berencana mengembangan mission system (sistem misi) dan ground control system (stasiun pengendali darat) pesawat nirawak atau drone kombatan secara bertahap dan mandiri.
Direktur Operasional PT Len Industri, Tazar Marta Kurniawan mengatakan, saat ini PT Len Industri sudah mampu mengembangkan sistem misi dan stasiun pengendali darat untuk drone kategori 2 dengan berat lepas landas maksimum di bawah 300 Kg.
Proses penelitian dan pengembangan sistem misi tersebut dilakukan sejak 2019 sampai 2022 secara mandiri.
Saat ini, PT Len tengah fokus untuk konsisten dalam pengembangan sistem misi dan stasiun pengendali darat untuk drone kategori 2 tersebut.
Penelitian dan pengembangan sistem misi dan stasiun pengendali darat tersebut diperuntukan bagi drone yang bersifat taktikal berkapasitas intelligence, surveillance and reconnaissance atau pengintaian.
PT Len juga tengah dalam proses sertifikasi kelaikan dan otoritas terkait.
Hal itu disampaikan Tazar kepada wartawan di Jakarta Selatan pada Jumat (13/9/2024).
Baca juga: 13 Radar Buatan PT Len & Thales Mulai Diproduksi, 5 di Antaranya Ditargetkan Dipasang di IKN
"Nanti begitu lolos (sertifikasi) kita akan maju lagi kepada yang kombatan dengan membawa smart bomb-nya PT Pindad nanti di situ. Itu tahun depan (rencananya)," kata dia.
"Baru nanti tahun selanjutnya, tahun 2026 itu kita main di MALE secara mandiri. Itu secara mandiri lho, nggak pakai Litbang BRIN. Jadi kita ingin mengikuti roadmap yang lebih reasonable dan berjenjang itu tadi. Karena kita nggak mau langsung main ke kombatan," sambung dia.
Tazar mengatakan PT Len tidak langsung masuk ke penelitian dan pengembangan sistem misi dan stasiun pengendali darat drone kombatan dengan kategori 3 dengan berat lepas landas maksimum antara 600 sampai 700 Kg karena ada sejumlah kendala.
"Apa kendalanya kita langsung ke kombatan? Vendor-vendor kita menghindar. Makanya kita kuasai dulu antara platform dengan mission system, ini kan harus kita fix-kan dulu," ujarnya.
"Setelah fix baru kita main ke kombatan. Kalau kombatan, ya sudah orang yang bikin smart bomb-nya Pindad. Lebih gampang kita," sambung dia.
Tazar juga mengatakan PT Len sebelumnya juga turut dalam penelitian dan pengembangan sistem misi dan stasiun pengendali darat proyek drobe kombatan Elang Hitam BRIN.
Baca juga: PT Len dan Thales Teken Perjanjian Strategis Dukungan Pemantauan Udara TNI AU
Namun demikian, setelah proyek tersebut dihentikan, pihaknya tetap melanjutkan akuisisi teknologi terkait sistem misi dan stasiun pengendali darat.
"MALE (Elang Hitam) berhenti, tapi kita tetap melanjutkan akuisisi teknologi. Kan kita dari tahun 2019 sampai 2022 mempelajari mission system dan ground control system. Sehingga sekarang kita melakukan yang namanya litbang (penelitian dan pengembangan) secara mandiri," ujarnya.