Persoalan Pangan-Stunting di Dunia, Megawati Dorong Kolaborasi Riset & Pendidikan Indonesia-Rusia
Megawati mencermati bagaimana dunia masih dihadapkan pada persoalan kelaparan hingga gizi buruk.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri mencermati bagaimana dunia masih dihadapkan pada persoalan kelaparan hingga gizi buruk.
Sehingga, menciptakan anak-anak yang mengalami stunting, serta berbagai penyakit menular yang menimbulkan kematian yang begitu tinggi.
Baca juga: PDIP Sebut Istana Jadi Jubir Keluarga Jokowi usai Singgung Mahfud dan Megawati soal Isu Jet Pribadi
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato berjudul ‘Artificial Intelligence, Kemanusiaan dan Konflik Peradaban’ di hadapan forum rektor universitas se-Rusia, di Kampus St.Petersburg University (SPBU), Rusia, Rabu (18/9/2024) waktu setempat.
Para rektor hadir di acara Forum Kemitraan yang digelar SPBU dalam memperingati 300 tahun usia salah satu kampus terbaik di Rusia tersebut.
"Di Indonesia dan begitu banyak negara, masih menghadapi stunting yang menjadi ancaman generasi masa depan," kata Megawati.
Dihadapan para rektor se-Rusia, Megawati juga menyoroti soal fenomena ‘pimamida terbalik’ yang tengah terjadi di hampir semua negara.
Dimana muncul kelompok usia tua yang justru lebih produktif di bidang bekerja, ketimbang kalangan mudanya.
Menurut Megawati, fenomena itu menjadi contoh bagaimana kesenjangan di tengah kontestasi kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI).
Padahal, dia menilai, kecerdasan buatan bisa dipergunakan dengan baik untuk menjawab permasalahan pangan, gizi hingga fenomena permasalahan dunia saat ini.
Baca juga: Soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati, Yasonna Laoly: Sebelum Pelantikan
Namun, putri proklamator Bung Karno ini, tetap mengingatan penggunaan kecerdasan buatan harus dalam kontrol manusia.
"Di satu pihak AI dipergunakan dengan benar dan dengan rasa kemanusiaan mungkin, itu masih dapat digunakan dan sebagai alat bantu. Tetapi dia tidak boleh secara otonom," jelas Megawati.
Lebih lanjut, dengan melihat berbagai persoalan tersebut dan melalui hubungan baik antara Rusia-Indonesia, Megawati pun mendorong kolaborasi riset dan pendidikan antar kedua negara.
"Indonesia begitu kaya dengan kekayaan hayati dan sumber daya genetik sebagai bahan riset pengembangan teknologi pangan dan obat-obatan," ujar Megawati.
"Kerja sama universitas di Rusia dengan BRIN juga dapat difokuskan untuk pengembangan teknologi terapan," kata dia.
Dalam rombongannya ke Rusia, Megawati didampingi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga serta Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.
Terlihat juga yang turut mendampingi Megawati, Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Kesowo, dan Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dan Wakil Kepala BPIP Rima Agristina.
Megawati juga tampak ikut ditemani Herman Herry, anggota DPR RI serta Samuel Wattimena, anggota DPR RI terpilih.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.