Megawati Soekarnoputri Terima Gelar Profesor Kehormatan dari Silk Road IUTCH Uzbekistan
Megawati telah membuktikan diri sebagai pemimpin luar biasa yang juga dikenal karena keingintahuan intelektual, kerendahan hati, dan keterbukaan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, UZBEKISTAN - Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kembali mendapat anugerah gelar profesor kehormatan pada bida pariwisata dan warisan budaya dari Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage (IUTCH), di Samarkand, Uzbekistan, Sabtu (21/9/2024) waktu setempat.
Penganugerahan dilakukan di Gedung Rektorat Silk Road IUTCH di Kota Samarkand, dihadiri sivitas akademika kampus. Acara dibalut juga dengan graduation ceremony untuk mahasiswa program master. Sivitas Akademika Silk Road IUTCH dipimpin sang Rektor, Aziz Abduhakimov.
Baca juga: Megawati Kenakan Kerudung Putih Fatmawati saat Ziarah ke Makam Imam Al Bukhari, Air Matanya Jatuh
Nama yang disebut terakhir adalah juga menteri pariwisata dan warisan budaya di pemerintahan Uzbekistan.
Megawati hadir dengan didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St Petersburg Connie Rahakundini Bakrie, Wakil Ketua MPR sekaligus Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, Ketua DPP PDIP Bidang Pariwisata SB Wiryanti Sukamdani, Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian, Wakil Kepala BPIP Rima Agristina, Samuel Wattimena yang merupakan anggota DPR RI terpilih, serta pejabat KBRI Tashkent.
Baca juga: Momen Megawati Lihat Kemegahan Registan Square di Uzbekistan, Madrasah Era Tahun 1400-1600
Oleh Abduhakimov, gelar kehormatan itu diberikan dalam bentuk sebuah sertifikat kepada Megawati.
“Pencapaian luar biasa Anda dalam membentuk identitas modern Indonesia dan kontribusi Anda terhadap hukum perdata, diplomasi, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan, telah membuat Anda sangat dihormati tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia,” kata Abdulhakimov, dalam pidato sebelum pemberian gelar.
Dia menyatakan, Megawati telah membuktikan diri sebagai pemimpin luar biasa yang juga dikenal karena keingintahuan intelektual, kerendahan hati, dan keterbukaan terhadap dialog.
“Kontribusi global Anda jauh melampaui politik,” imbuhnya.
Dia memberi contoh bagaimana Megawati telah berbicara sebagai pembicara utama di beberapa pertemuan paling berpengaruh di dunia, termasuk Forum Budaya Dunia 2016, acara Memori Dunia UNESCO pada tahun 2018, Forum Perdamaian Dunia ke-8 pada tahun 2019, dan KTT Ekonomi dan Perubahan Iklim pada tahun 2022.
Karena itulah, Silk Road IUTCH menganugerahkan penghargaan bergengsi, sama seperti yang telah diberikan berbagai kampus lain seperti Universitas Pertahanan RI dan Institut Kesenian Seoul, dan gelar doktor kehormatan dari lembaga-lembaga terkemuka dunia.
“Sebagai bentuk pengakuan atas upaya Anda dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Uzbekistan, merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk menganugerahkan gelar Profesor Kehormatan kepada Anda Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage,” katanya.
“Selamat atas penghargaan yang pantas Anda terima ini. Anda kini menjadi anggota komunitas akademis kami yang berharga, dan kami sangat merasa terhormat atas kehadiran Anda bersama kami,” tandasnya.
Rektor Aziz lalu mengajak semua pihak untuk mendoakan Megawati agar selalu sehat, panjang umur dan bahagia, serta dukungan yang terus-menerus dari keluarga dan orang-orang terkasih.
“Profesionalisme dan dedikasi Anda akan menginspirasi generasi mendatang. Semoga kedamaian, kebahagiaan, dan kemakmuran selalu menyertai Anda dan keluarga,” ujar Abduhakimov.
Dalam pidatonya, dia juga sempat menjelaskan panjang tentang kerja Megawati saat menjabat di jajaran eksekutif Indonesia.
Baca juga: Lewat Tulisan Tangan, Megawati Beri Pesan dan Harapan Untuk Research Center Al Bukhari di Uzbekistan
Menurutnya, Megawati, menurutnya, sudah membawa Indonesia melewati masa sulit dalam sejarah Indonesia, khususnya setelah krisis tahun 1998.
Ia juga membeberkan hubungan seorang Megawati dengan ayah sekaligus Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.
“Merefleksikan masa lalu, kami mengenang ayah Anda, Presiden Sukarno, dan kontribusinya yang penting bagi politik dunia. Ia adalah tokoh pendiri Gerakan Non-Blok dan advokat yang kuat untuk kemerdekaan dan kerja sama di antara negara-negara berkembang,” kata Abduhakimov.
“Pada tahun 1956, saat berkunjung ke Samarkand, Presiden Sukarno menjadi pemimpin asing pertama yang berziarah ke makam Imam Al-Bukhari. Ia dengan senang hati menggambarkan orang-orang Uzbekistan sebagai ‘Jauh dari mata tetapi dekat di hati’. Kini, banyak orang Indonesia mengikuti jejaknya, mengunjungi Uzbekistan sebagai bagian dari wisata religi,” jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.