Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala BPOM Bongkar 4 Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Mahal

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkap empat faktor yang menyebabkan harga obat di Indonesia mahal.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
zoom-in Kepala BPOM Bongkar 4 Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Mahal
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar melakukan sesi wawancara dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu Ambarita di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2024). Dalam pembicaraan tersebut, Taruna Ikrar banyak berbagi tentang tugas-tugas dari presiden yang melantiknya menjadi Kepala BPOM. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkap empat faktor yang menyebabkan harga obat di Indonesia mahal.

Penanganan harga obat mahal ini menjadi salah satu fokus utama Taruna sejak dilantik menjadi Kepala BPOM pada 19 Agustus 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyampaikan kepada Taruna bahwa harga obat di Indonesia bisa lebih mahal 400 persen dibanding di luar negeri.

Baca juga: Kuatkan Reputasi di Global, BPOM: Sarana Industri Farmasi Harus Kantongi CPOB

Menanggapi laporan tersebut, Taruna pun mengumpulkan jajarannya, mulai dari deputi hingga sekretaris, untuk membahas temuan tersebut.

"Kami juga mengundang perusahaan farmasi, kan ada gabungan industri farmasi, kami undang ke BPOM untuk melihat titik masalahnya," kata Taruna saat sesi wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu Ambarita di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Jumat (27/9/2024).

Dari situ, pihaknya menemukan empat faktor yang membuat harga obat di Indonesia mahal.

BERITA REKOMENDASI

"Saya bicara harga obat ini tidak semua jenis obat. Ada juga yang murah sebetulnya, tetapi obat-obat yang esensial, yang spesifik itu mahal," jelas Taruna.

Baca juga: Menteri Teten Temui Kepala BPOM Bahas Izin Edar Produk UMKM

Faktor pertama, ia mengatakan obat-obat seperti obat penurun trigliserida, obat yang berhubungan dengan insulin, obat untuk diabetes, kemudian sebagian obat-obat yang berhubungan dengan kardiovaskuler, itu mahal karena bahan bakunya mayoritas berasal dari impor.

Mahalnya harga obat ini karena 94 persen bahan bakunya masih berasal dari impor.

Meski obatnya diproduksi di Indonesia, harganya tetap mahal karena biaya bahan bakunya yang tinggi.

"Ini bahan baku, belum bahan jadi. Kan ada bahan baku, bahan setengah jadi disebut intermediate, dan terakhir bahan jadi artinya dia sudah jadi kapsul baru dikirim," ujar Taruna.

Faktor kedua adalah jumlah perusahaan produsen obat yang masih minim, sehingga produksi obat di dalam negeri tidak mencukupi.

Dari laporan yang ia dapat, Taruna menyebut di Indonesia terdapat 240 perusahaan farmasi, tetapi hanya 190 yang aktif.

"Nah, dari 190 itu, hitungannya kan kalau dibuat dalam bentuk jumlah, berapa triliun, itu hanya sekitar omzet pasarnya itu sekitar Rp 100 triliun sampai Rp 140 triliun. Itu sebetulnya kan tidak besar," ucap Taruna.

Jadi, akibat dari produksi terbatas, harga pun mengalami kenaikan.

Faktor ketiga menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki industri yang bisa memproduksi bahan baku, harga bahan baku lokal lebih mahal dibandingkan dengan yang diimpor.

Ia mengatakan ada 15 industri yang bisa memproduksi bahan baku obat, tetapi karena harganya lebih mahal daripada impor, perusahaan lebih memilih impor.

"Nah ternyata ada yang diproduksi dalam negeri juga 15 item, saya tidak perlu sebutkan, itu juga ternyata lebih mahal dari impor. Kenapa? Karena itu tadi dia produksinya terbatas, jadi harga dasarnya juga mahal. Lebih bagus dia (perusahaan) impor," tutur Taruna.

Faktor keempat adalah tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan farmasi untuk distribusi dan pemasaran.

Keempat faktor ini, menurut Taruna, sedang menjadi fokus BPOM dalam upaya menurunkan harga obat di dalam negeri agar lebih terjangkau.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas