Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pesawat N250 Karya BJ Habibie, Gagal Mendunia Karena Krisis Moneter

Kisah pesawat pertama karya Indonesia, N250 buatan BJ Habibie gagal mendunia setelah krisis moneter melanda pada 1997.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Pesawat N250 Karya BJ Habibie, Gagal Mendunia Karena Krisis Moneter
Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha
Pesawat N250 di hanggar PT DI, Bandung, Jumat (27/9/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai negera berkembang, Indonesia pernah berpotensi menjadi negara yang mampu memproduksi pesawat terbang. 

Melalui karya anak bangsa, lewat pesawat N250, Indonesia memiliki kesempatan untuk memproduksi pesawatnya sendiri. 

Sayangnya, pesawat N250 yang dirancang dan diprakarsai BJ Habibie, gagal dikomersilkan karena krisis moneter melanda Indonesia pada 1997 silam. 

Program Manager N219 Amphibi, Directorate of Technology & Development, Budi Sampurno mengatakan pesawat N250 dibangun BJ Habibie melalui PT Dirgantara Indonesia (PT DI). 

"PT Dirgantara ini dibangun Pak Habibie secara bertahap dari tahun 1976 pertama kali yang disiapkan untuk membangun industri pesawat lewat pembangunan kesiapan produksinya," kata Budi kepada Tribunnews.com di hanggar N219, Bandung, Jumat (27/9/2024). 

Baca juga: PT DI Dorong N219 Sebagai Fokus Pembangunan Industri Dirgantara di IDF 2022

Budi mengungkap Habibie membangun industri pesawat terbang Indonesia berawal dari pembelian pesawat NC212 sebanyak 112 unit. 

Berita Rekomendasi

"Kita diberi otoritas untuk membangun NC212. Pesawat itu alhamdulillah sudah terjual semua," kata Budi. 

Selanjutnya, kata Budi, setelah memproduksi NDC212, Indonesia siap untuk membuat pesawat.

Habibie menyiapkan insinyur-insinyur PT DI untuk bisa mendesain pesawat dengan join desain untuk pesawat CN235. 

"Itu share modalnya 50-50 sehingga seluruh bagian pesawat itu didesain 50-50 juga. Dan sampai sekarang produksinya pun 50-50 juga. Jadi semua pesawat CN235 yang dijual baik Casa Spanyol maupun PT DI komponennya 50-50," katanya. 

Baca juga: PT DI Incar 2 Kontrak Pengadaan Pesawat di Pameran Indo Defence 2022

Tahapan selanjutnya, kata Budi setelah PT DI memiliki pengalaman mendesain pesawat CASA.

Di tahun 1980-an Indonesia mulai membangun pesawat sendiri melalui pesawat N250. 

"Pesawat N250 itu dibangun sendiri, ada dua prototipe yang dibangun. Setelah dilakukan uji terbang. Bahkan pernah kita tampilkan di Paris Air Show tahun 1990-an," kata Budi. 

Ia menerangkan pesawat pertama Indonesia tersebut saat itu sebetulnya secara teknologi paling maju pada zamannya.

Tetapi di tengah proses sertifikasi, Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1997.

Sehingga, pendanaan dari pemerintah dihentikan. 

"Dan itu memang menjadi salah satu klausul perjanjian pemerintah Indonesia dengan IMF. Bahwa pemerintah tidak lagi mensubsidi PT DI. Sehingga proyek tersebut tahun 1998 terhenti," katanya.

Pemberian nama pesawat N250 Gatotkaca memiliki makna tersendiri.

Kode N pada nama pesawat memiliki arti sebagai 'Nusantara' yang menunjukkan bahwa proses desain hingga produksinya dikerjakan di Indonesia.

Sedangkan 'Gatotkaca' yang disematkan pada pesawat tersebut adalah nama pemberian presiden ke-2 RI Soeharto untuk prototipe N250.

Kemudian angka 250 mengacu pada 2 mesin dan 50 mewakili kapasitas pesawat dengan 50 penumpang.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas