Ketum DPP IMM Desak Polri Usut Tuntas Pembubaran Paksa Diskusi yang Dihadiri Din Syamsuddin
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) merespons tegas pembubaran diskusi yang terjadi di Grand Kemang
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
Setelah polisi mendapatkan informasi itu, mereka lalu menuju bagian belakang hotel untuk mengamankan bagian tersebut.
"Lalu, disaat kami fokus pengamanan kegiatan unras di depan, tiba-tiba kami mendapatkan informasi ada sekelompok orang tak dikenal masuk lewat gerbang pintu belakang. Mereka yang melakukan pengerusakan itu masuk," katanya.
Edy mengeklaim polisi tidak mengetahui apabila OTK itu melakukan pengrusakan terhadap acara diskusi.
Pasalnya, ujar Edy, polisi tak tahu jika di dalam hotel itu sedang ada acara diskusi lantaran tidak ada pemberitahuannya ke polisi.
"Kami tidak tahu karena memang kegiatan di dalam juga apa kami tak tahu, karena tak ada pemberitahuan ke Polsek atau Polres terkait kegiatan. Pada hari ini kami lebih fokus pada pengamanan kegiatan unras yang dilakukan Aliansi Cinta Tanah Air yang ada di Grand Kemang gerbang depan," ujarnya.
Edy mengatakan, orang-orang yang melakukan pengrusakan acara diskusi dimaksud berbeda dengan orang-orang yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Hotel Grand Kemang.
"Kegiatan unras ini tak ada kendala, tak ada masalah, jadi berjalan dengan baik. Jadi orang berbeda dengan kelompok yang melakukan unras," kata dia.
Kronologi Versi Narasumber
Adapun diskusi itu menghadirkan beberapa narasumber, seperti Din Syamsuddin, Abraham Samad, Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Rizal Fadhilah, Sunarko, Tata Kesantra, dan lain-lain.
Ketua FTA Tata Kesantra yang ikut menjadi pembicara mengungkap detik-detik pengrusakan oleh OTK dimaksud.
Tata menjelaskan, acara itu dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan.
Sejak pagi, kata Tata, sekelompok massa yang sebagian ditengarai berasal dari Indonesia Timur sudah berorasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel.
"Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan kecuali mengkritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi," kata Tata dalam keterangannya, Sabtu (28/9/2024).
Tata melanjutkan, ketika acara baru akan dimulai, massa anarkis memasuki ruangan hotel dan mengubrak-abrik ruangan.
Kata Tata, polisi kelihatan diam membiarkan massa pengacau.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.