Ketahui Apa Itu Virus Marburg dan Seberapa Berbahayanya Jika Terinfeksi
Virus ini bukan sekarang ini saja muncul. Ratusan orang telah meninggal karena virus ini dalam beberapa tahun terakhir, hampir semuanya di Afrika.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini Rwanda, Afrika melaporkan sedikitnya delapan orang telah meninggal dunia akibat virus Marburg yang sangat menular dan mirip Ebola.
Penyakit yang sangat menular ini mirip dengan Ebola, dengan gejala demam, nyeri otot, diare, muntah-muntah dan, dalam beberapa kasus, kematian akibat kehilangan banyak darah.
Virus ini bukan baru sekarang ini saja muncul. Ratusan orang telah meninggal karena virus ini dalam beberapa tahun terakhir, hampir semuanya di Afrika.
Lantas apa itu virus Marburg dan seberapa berbahayanya?
Dilansir dari BBC, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rata-rata, virus Marburg membunuh setengah dari orang yang terinfeksi.
Dengan wabah sebelumnya membunuh antara 24 persen dan 88 persen pasien.
"Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 setelah 31 orang terinfeksi dan tujuh orang meninggal dalam wabah yang terjadi bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman, serta Beograd di Serbia," dilansir Tribunnews, Selasa (1/9/2024).
Wabah ini ditelusuri berasal dari monyet hijau Afrika yang diimpor dari Uganda.
Baca juga: Tewaskan Enam Orang di Rwanda, Ketahui Tentang Penyakit Marburg, Kenali Apa Saja Gejalanya
Tetapi virus tersebut kemudian dikaitkan dengan hewan lain. Virus Marburg pertama kali ditemukan pada monyet hijau Afrika.
Di antara manusia, penyakit ini sebagian besar menyebar oleh orang-orang yang menghabiskan waktu lama di dalam gua-gua dan tambang yang dihuni oleh kelelawar.
Namun, di belahan dunia lainnya, hanya dua orang yang meninggal akibat virus Marburg dalam 40 tahun terakhir - satu orang di Eropa dan satu di Amerika Serikat.
Keduanya pernah melakukan ekspedisi ke gua-gua di Uganda.
Di mana sebagian besar kasus tercatat?