Saat La Nyalla-Najamudin Hampir Adu Jotos Rebutan Kursi Ketua DPD, Anggotanya Kelaparan
Eka pun berharap bahwa peristiwa kelaparan dan kehasuan anggota DPD RI tidak terulang kembali dalam rapat-rapat selanjutnya. Apalagi, dia sendiri
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana ruangan rapat Nusantara V di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (2/10/2024) sore berubah riuh tepuk tangan.
Momen itu terjadi saat ratusan senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar rapat penentuan calon pimpinan MPR RI untuk periode 2024-2029.
Riuh tepuk tangan itu menggema setelah anggota DPD RI asal Papua Tengah, Eka Kristina Yeimo menyampaikan curahan hatinya soal minimnya perhatian terhadap para senator yang tengah menggelar rapat.
Bahkan, sejumlah anggota DPD RI sampai mengacungkan jempolnya untuk curahan hati yang disampaikan oleh Eka Kristina.
Sebab, dirinya bersama ratusan senator dari seluruh tanah air ini harus menahan rasa lapar dan haus saat mengikuti rapat dalam penentuan pimpinan DPD RI pada hari kemarin.
Bahkan, perempuan yang sempat menjadi dosen FKIP-Prodi Geografi Universitas Cendrawasih ini meyakini curahan isi hatinya itu juga dirasakan ratusan senator DPD RI lainnya.
Awalnya, DPD RI mengagendakan menggelar rapat pembahasan calon pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI pada hari ini pukul 17.00 WIB.
Baca juga: PDIP Sudah Putuskan Nama Calon Pimpinan MPR, Bambang Pacul?
Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com di lokasi, hingga pukul 17.00 WIB, seluruh anggota DPD RI belum sepenuhnya berkumpul di ruangan sidang di Nusantara V. Satu persatu mereka datang di tengah rapat berlangsung.
Berdasarkan absensi yang dilihat di pintu masuk ruangan Nusantara V, banyak anggota DPD yang tidak hadir tepat waktu.
Ketua Kelompok DPD pun membuka rapat. Namun, sesaat rapat dibuka, ‘hujan interupsi’ pun kembali menghiasi rapat kali ini.
Para senator meminta agar pembahasan pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI di mulai usai salat magrib. Sebab, akan terjadi skor rapat jika pembahasan di mulai pada pukul 17.00 WIB.
Ketua Kelompok DPD pun menyepakati instrupsi para senator agar memulai rapat pembahasan pimpinan MPR RI di mulai pada pukul 19.00 WIB.
Baca juga: Sederet Ujian Menanti Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pengamat: Harus Hati-hati
Setelah kesemapatan dilanjut pada pukul 19.00 WIB, Senator Anna Latukonsina meminta agar dalam masa skor hingga pembukaan rapat, unsur Kesekjenan DPD RI menyiapkan semua peralatan administrasi pemilihan pimpinan MPR RI.
Sehingga, para senator masuk ruang rapat tidak ada menunggu fotocopy dan sebagainya.
“Mengingat tadi malam kita hampir subuh, berada di ruangan ini karena keterlambatan proses pemilihan mengalami kendala administrasi,” kata Anna.
Selanjutnya, Eka Kristina Yeimo menyampaikan interupsi kepada Ketua Kelompok DPD RI.
Dia pun mencurahkan hati soal minimnya perhatian kepada anggota DPD RI saat rapat pemilihan pimpinan DPD RI pada Selasa (1/10/2024) malam. Dimana, rapat tersebut berlansung mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 04.30 WIB atau hari berikutnya.
Eka mengaku sampai kelaparan saat mengikuti persidangan DPD RI itu.
“Di sini kita mau sampaikan, kemarin itu kita dari jam 7 sampai jam 4.30. Kalau bisa ini saya mau pertanyakan kemarin itu kami sampai lapar sekali ya. Sampai keluar lapar sekali, mohon maaf,” ujar Eka.
Eka pun turut menyampaikan, seharusnya disiapkan makan dan minum bagi para anggota DPD RI yang akan mengikuti rapat maupun bersidang dalam pemilihan pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI.
“Apakah itu kita sebentar itu lihat waktu ya, boleh disiapkan makanan. Kalau sudah lewat dari jam tolong diperhatikan itu,” sambung dia.
Mendengar apa yang yang disampaikan Eka, ratusan senator DPD RI pun memberikan tepuk tangan. Seketika ruang Nusantara V menjadi gemuruh.
Terlihat juga dari sebagian anggota DPD RI terlihat tersenyum sambil memberikan acungan jempol untuk Eka.
Baca juga: Komeng Tak Terlihat Saat Rapat Pleno Penentuan Calon Pimpinan MPR Dari Unsur DPD RI
Ditemui terpisah di sela-sela skor rapat, Eka mengatakan seharusnya peristiwa anggota DPD RI kelaparan dan kehausan dalam rapat tidak terjadi.
“Kita tidak dapat makan, tidak dapat minum. Sampai kita pulang kelaparan. Jadi itu tidak boleh diulang lagi. Ini lembaga besar, bukan lembaga kecil,” ungkapnya.
Eka pun berharap bahwa peristiwa kelaparan dan kehasuan anggota DPD RI tidak terulang kembali dalam rapat-rapat selanjutnya. Apalagi, dia sendiri mengaku masih baru dan tidak tahu soal mekanisme persiapan konsumsi di DPD RI.
“Saya tidak tahu itu, kami baru masuk. Jadi yang ngaturnya itu di bagian apa nanti coba dicek. Itu dia harusnya itu ngatur baik gitu,” jelasnya.
Hampir Adu Jotos, Akhirnya La Nyalla Tumbang
Rapat paripurna pemilihan Ketua DPD RI periode 2024-2029 di Gedung Nusantara V DPD RI pada Selasa (1/10/2024) malam sempat diwarnai keributan.
Bahkan, dua calon Ketua DPD RI yakni La Nyalla Mahmud Mattali dan Sultan Bachtiar Najamudin, hampir adu jotos.
Kejadian itu terjadi saat rapat paripurna pemilihan Ketua DPD itu digelar di Gedung Nusantara V.
Kronologinya, saat pembagian formulir dukungan 25 persen sebagai syarat maju paket pimpinan DPD, La Nyalla tampak maju ke tengah ruang sidang.
Baca juga: Sultan Najamudin Ungkap Bakal Bertemu Prabowo Subianto Usai Ditetapkan Jadi Ketua DPD RI
Tidak diketahui apa yang disampaikan La Nyalla kepada pimpinan sidang tersebut.
Tidak lama setelahnya, Sultan juga menyusul maju ke depan mendekati La Nyalla.
Ia juga tampak menunjuk-nunjuk ke arah La Nyalla.
Melihat kejadian tersebut, sejumlah anggota DPD lalu tampak menghampiri ruang tengah sidang untuk melerai keduanya.
Sultan pun akhirnya kembali ke tempat duduknya dengan mimik wajah yang tampak emosi.
Kendati sempat diwarnai emosi, Sultan pun terpilih sebagai Ketua DPD RI periode 2024-2029.
Suara voting Sultan unggul jauh dibandingkan rivalnya yang juga petahana, La Nyalla.
Kubu Sultan memperoleh suara sebesar 95 suara dengan cara voting dari anggota DPD RI yang hadir dalam sidang rapat paripurna.
Sehingga, ia pun menggalahkan perolehan suara La Nyalla Mattalitti.
Adapun paket kubu Sultan B Najamudin adalah Sultan sebagai ketua, GKR Hemas, Yorrys Raweyai dan Tamsil Linrung sebagai wakil ketua.
Sementara, paket La Nyalla yang kalah terdiri dari ketua La Nyalla Mattalitti dengan calon wakil ketua di antaranya Nono Sampono, Elviana, dan Andi Muhammad Ihsan.
La Nyalla hanya mendapatkan perolehan suara sebesar 56 suara. Total, ada 151 anggota yang mengikuti pemilihan Ketua DPD RI tersebut.
La Nyalla sendiri mengawali karier sebagai pengusaha di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1989.
Baca juga: Gerindra Soal Komposisi Kementerian Prabowo-Gibran: Ada yang Ditambah ada yang Harus Dipisah
Sempat terjun ke dunia sepak bola hingga terpilih menjadi Ketua Umum PSSI (2012-2013), La Nyalla akhirnya terjun ke dunia politik dengan menjadi calon anggota DPD RI asal Provinsi Jawa Timur pada Pemilu 2019.
Setelah terpilih, ia langsung terpilh dan memimpin DPD RI periode 2019-2024.
Ia kembali maju sebagai calon anggota DPD RI pada Pemilu 2024. Sayang meski kembali ke Senayan, kali ini ia gagal mempertahankan jabatannya sebagai Ketua DPD RI periode selanjutnya. (Tribun Network/yud/coz)