Boikot Global terhadap Israel Menguat, Respon atas Tragedi Gaza dan Lebanon
YMKI menyebutkan bahwa boikot adalah langkah realistis yang dapat diambil umat Muslim Indonesia untuk meringankan penderitaan warga Gaza
Editor: Vincentius Haru Pamungkas
TRIBUNNEWS – Boikot terhadap produk Israel terus bergulir sebagai bentuk perlawanan nyata dari umat Muslim atas tindakan genosida yang dilakukan di Gaza. Sejak serangan besar-besaran Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023, berbagai organisasi di Indonesia semakin menekankan pentingnya boikot sebagai wujud dukungan dan simpati kepada warga Gaza serta umat Muslim di Timur Tengah, yang juga turut menjadi korban kebrutalan Israel, termasuk di Lebanon.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis, menyerukan kepada masyarakat untuk bersatu dan solid dalam memberikan dukungan kepada perjuangan kemerdekaan Palestina.
"Saat ini, yang terbaik yang dapat dilakukan umat Muslim adalah bahu-membahu membantu warga Gaza dan Lebanon, baik melalui doa maupun tindakan nyata, seperti boikot produk yang mendukung Israel," ujarnya.
Baca juga: Warganet di Platform X Buka Suara Soal Boikot Produk Israel: Lanjutkan!
Pada November 2023, MUI mengeluarkan fatwa mengenai "Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina". Fatwa tersebut merekomendasikan umat Islam untuk sebisa mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang berafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme. Fatwa ini diperkuat dengan rekomendasi agar Muslimin Indonesia mendukung kebangkitan ekonomi nasional melalui konsumsi produk lokal dan menghindari produk yang berafiliasi atau diimpor langsung dari Israel.
Pendakwah terkenal, Ustadz Salim A. Fillah, juga aktif mengampanyekan fatwa MUI terkait boikot produk Israel dan afiliasinya. Menurutnya, boikot merupakan bentuk nyata kecintaan umat Islam terhadap Palestina.
"Kita harus menggerakkan seluruh potensi kita untuk mendukung perjuangan mereka," ucapnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), Ahmad Himawan, menambahkan bahwa boikot adalah langkah realistis yang dapat diambil umat Muslim Indonesia untuk meringankan penderitaan warga Gaza.
"Langkah paling mudah yang dapat dilakukan umat Muslim untuk mendukung Palestina adalah dengan memboikot produk-produk pro Israel. Terlebih, MUI sudah mengeluarkan fatwa, jadi umat tidak perlu ragu lagi," katanya.
Co-Founder BDS Indonesia, Giri Ahmad Taufik, juga menekankan bahwa gerakan boikot Israel semakin marak di berbagai belahan dunia, terutama di Amerika dan Eropa.
"Boikot adalah cara kita menunjukkan ketidakpuasan terhadap pelanggaran hak asasi manusia," ujarnya.
BDS Indonesia telah mengidentifikasi beberapa merek yang berafiliasi dengan Israel dan menegaskan, "Dalam situasi saat ini, gerakan boikot justru harus ditingkatkan agar perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel merasakan dampaknya," ungkap Giri
Di Indonesia, boikot juga menyasar sejumlah produk lokal yang terafiliasi dengan perekonomian Israel. Beberapa produk yang menjadi sasaran boikot termasuk merek air kemasan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh perusahaan Prancis serta produsen produk biskuit global.
Sementara itu, otoritas kesehatan di Gaza baru-baru ini melaporkan bahwa hampir 50.000 warga Gaza tewas dalam setahun terakhir, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Serangan brutal Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa, telah menghancurkan wilayah kecil di selatan Palestina tersebut, melukai lebih dari 100.000 orang dan memaksa lebih dari dua juta penduduknya tinggal di kamp-kamp pengungsian.
Baca juga: Satu Tahun Genosida di Palestina, NU Terus Perkuat Solidaritas untuk Palestina