Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Sakti Wahyu Trenggono, Menteri KKP Diminta Masuk Kabinet Prabowo, Penerima Bintang Mahaputra

Berikut ini profil Sakti Wahyu Trenggono yang disebut akan menjabat sebagai menteri di Kabinet Prabowo.

Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Profil Sakti Wahyu Trenggono, Menteri KKP Diminta Masuk Kabinet Prabowo, Penerima Bintang Mahaputra
dok. KKP
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Berikut ini profil Sakti Wahyu Trenggono yang disebut akan menjabat sebagai menteri di Kabinet Prabowo. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, datang ke kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).

Sakti Wahyu Trenggono disebut akan kembali menjabat sebagai menteri di Kabinet Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sakti Wahyu Trenggono mengaku telah diminta Prabowo Subianto untuk masuk ke dalam jajaran kabinetnya.

"Saya diminta beliau di kabinetnya yang akan datang."

"Intinya saya siap membantu beliau untuk kemajuan bangsa," ujarnya, Senin.

Lalu, ketika ditanya apakah ia akan kembali mengemban jabatan yang sama, Trenggono menegaskan bahwa dirinya tak mengetahui detailnya.

Ia menegaskan, Prabowo Subianto yang nanti akan mengumumkan posisinya.

BERITA REKOMENDASI

"Itu nanti beliau, saya belum dikasih tahu di mana dan sebagainya, biar beliau yang mengumumkan," tegasnya.

Profil Sakti Wahyu Trenggono

Sakti Wahyu Trenggono lahir di Semarang pada 3 November 1962.

Sakti Wahyu Trenggono dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI di Istana Negara pada 23 Desember 2020.

Hal itu berdasarkan Keppres Nomor 133/P Tahun 2020 tentang Pengisian dan Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.

Baca juga: Periksa Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, KPK Dalami Soal Aliran Dana

Dilansir laman Indonesia.go.id, Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya dikenal sebagai pebisnis telekomunikasi.

Trenggono ditunjuk menggantikan menteri sebelumnya, Edhy Prabowo, yang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 25 November 2020.

Ia memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Industri ITB pada 1986 dan magister di kampus yang sama pada 2006.

Setelah lulus kuliah, Trenggono bekerja sebagai system analyst di Federal Motor (kini PT Astra Honda Motor) pada 1986-1988.

Dirinya kemudian menjadi Manajer management information system (MIS) di Federal Motor periode 1988-1992.

Pada 1992--1995, dia menjadi General Manager MIS and Business Development Federal Motor Astra Group.

Pada 1995, Trenggono menjadi Direktur Perencanaan dan Pengembangan INKUD/Induk Koperasi Unit Desa.

Lalu, pada 2000-2009, ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Solusindo Kreasi Pratama-Indonesian Tower.

Perusahaan ini membawahi PT Tower Bersama Infrastruktur, penyedia infrastruktur menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 14.000 menara.

Karena jabatannya itu, Sakti Wahyu Trenggono dijuluki sebagai Raja Menara.

Pada 2005-2016, dia menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi.

Pada 2010-2016, Trenggono menjadi Komisaris Utama PT Teknologi Riset Global Investama.

Sejak 2004, ia menjabat sebagai Anggota Dewan Sekolah MBA School Of Business Management ITB.

Pada 2018, Trenggono menjabat komisaris di perusahaan tambang emas Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Pada Oktober 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk mantan bendahara tim kampanye nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin itu sebagai Wakil Menteri Pertahanan RI mendampingi Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.

Baca juga: Profil M Iftitah Sulaiman Suryanagara, Bakal Duduki Posisi Strategis di Kabinet Prabowo-Gibran

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah rampung memeriksa Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah rampung memeriksa Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/7/2024). (Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama)

Sementara, di panggung politik, kiprah Sakti Wahyu Trenggono dimulai saat masuk ke Partai Amanat Nasional (PAN) di era kepemimpinan Hatta Rajasa pada periode 2009-2014.

Namun sejak 2013, ia yang disebut dekat dengan Hatta Rajasa itu tak lagi aktif di PAN.

Pada 2018-2019, Trenggono tercatat sebagai salah satu tokoh dalam tim kampanye pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Pada 2020, Sakti Wahyu Trenggono ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan RI.

Raih Bintang Mahaputra

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjadi penerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penyerahan tanda kehormatan itu berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

“Alhamdulillah saya termasuk yang diberikan Bintang Mahaputra Utama oleh Bapak Presiden sore tadi."

"Bersyukur, dan ini menjadi pengalaman yang luar biasa,” ungkapnya, dikutip dari laman kkp.go.id.

Baca juga: Profil Yassierli, Calon Menteri yang Dipanggil Prabowo ke Kertanegara, Guru Besar ITB

Bintang Mahaputra merupakan tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia, kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan bangsa, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Meski bukan berasal dari bidang kelautan dan perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dinilai cepat belajar dan beradaptasi dengan tanggung jawab barunya.

Hal ini dapat dilihat dari keberhasilannya menghadirkan lima program ekonomi biru sebagai peta jalan pengelolaan kelautan dan perikanan hingga tahun 2045.

Kelimanya meliputi perluasan kawasan konservasi, penangkapan ikan diukur berdasarkan kuota, pembangunan budidaya perikanan di darat, pesisir, dan laut berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penanganan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau BCL.

Trenggono juga disebut berhasil membawa KKP menghasilkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tertinggi sepanjang sejarah.

Selama tiga tahun ke belakang, penerimaan di angka satu triliunan, yang puncaknya pada tahun 2022 sebesar Rp1,86 triliun.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Bambang Ismoyo)

Berita lain terkait Kabinet Prabowo Gibran

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas