Deputi Operasi BSSN dan Ketua PP Korps Menwa Bahas Ancaman Siber di Era Generasi Perang Kelima
BSSN sebagai garda utama keamanan siber Indonesia menghadapi serangan siber yang bersifat teknis seperti pada jaringan dan database.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Operasi BSSN, Mayjen TNI Dominggus Pakel melakukan pertemuan dengan Ketua Pengurus Pusat Korps Menwa Indonesia, Mayjen TNI Purn. Jan Pieter Ate M.Bus., M.A., di Kantor BSSN Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2024).
Dalam pertemuan itu, Dominggus mengatakan dunia kini memasuki era perang generasi kelima (G5), yang mencakup serangan asimetris, hybrid, dan modern.
Baca juga: Usut Indikasi Kebocoran Data NPWP, Kominfo Gandeng BSSN-Kepolisian
BSSN, sebagai garda utama keamanan siber Indonesia menghadapi serangan siber yang bersifat teknis seperti pada jaringan dan database.
"Serta serangan sosial, seperti penyebaran hoaks dan propaganda budaya yang tentunya serangan sosial ini butuh semua elemen untuk menangkalnya termasuk kalangan akademis dan mahasiswa," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (17/10/2024).
Ia juga mengatakan ancaman serangan siber telah berkembang menjadi fenomena yang tidak hanya bersifat teknis.
Akan tetapi juga bersifat sosial yang berpotensi besar memecah belah bangsa melalui penyebaran hoaks, propaganda, dan manipulasi informasi.
"Di tengah kompleksitas era perang generasi kelima (G5), serangan semacam ini tidak hanya menargetkan infrastruktur digital, tetapi juga mempengaruhi tatanan sosial dan budaya bangsa," kata dia.
"Ancaman siber tentunya akan selalu berbanding lurus dengan kemajuan teknologi," sambungnya.
Dia mengatakan internet kini menjadi jalur utama dalam berbagai aktivitas seperti komunikasi, transaksi ekonomi, bahkan sosial dan budaya yang mencakup seluruh elemen masyarakat, pemerintahan, hingga sektor swasta.
Baca juga: Kemnaker Buat Posko Pencegahan Hoaks Lowongan Kerja, Libatkan BSSN, Kominfo Hingga Polri
Ketergantungan terhadap internet begitu tinggi, namun keberlangsungan internet juga memerlukan dukungan daya listrik.
Jika terjadi gangguan pada jaringan listrik seperti PLN lumpuh, kata Dominggus, maka seluruh sistem internet akan ikut lumpuh, sehingga dapat mengancam tatanan ekonomi, politik, sosial, budaya, hingga pertahanan dan keamanan (epoleksosbud hankam) nasional.
"Ancaman negara saat ini tidak hanya berfokus pada empat matra pertahanan (TNI dan Polri), tetapi juga pada dimensi kelima, yaitu ancaman siber di dunia maya," sebutnya.
"Dengan 512 pemerintah daerah dan 98 infrastruktur kementerian serta lembaga swasta yang rentan terhadap serangan siber, diperlukan kerja sama lintas sektor untuk menghadapi ancaman ini," lanjut dia.
Di sisi lain, Jan Pieter Ate menjelaskan bahwa Korps Menwa memiliki mahasiswa aktif yang berasal dari perguruan tinggi di berbagai provinsi, serta alumni yang telah menyelesaikan kuliah dan berkarir di berbagai sektor pekerjaan, baik swasta maupun pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut kedua pihak bertukar pandangan terkait potensi Korps Menwa yang dapat memaksimalkan peran anggotanya dalam membantu pertahanan nasional khususnya di ranah siber, sebagaimana program cyber patriot yang telah beberapa kali dilakukan.
BSSN juga telah menyiapkan 250 modul pelatihan yang mencakup berbagai tingkat kemampuan, mulai dari operator hingga kelas lanjut (advance) sebagai langkah konkret dalam menyebarkan literasi terkait cyber awareness.
Modul-modul itu juga dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai ancaman dan teknik pertahanan siber, kedua pihak saling sepakat untuk bersinergi dalam membangun cyber security awareness, terutama untuk masyarakat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.