Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Tak Singgung IKN dan Puji Soekarno-Megawati saat Pidato Perdana, PDIP Beri Apresiasi

PDIP puji pidato Prabowo Subianto setelah resmi dilantik sebagai Presiden RI di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2024).

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Sri Juliati
zoom-in Prabowo Tak Singgung IKN dan Puji Soekarno-Megawati saat Pidato Perdana, PDIP Beri Apresiasi
Tribunnews/Jeprima
Presiden Prabowo Subianto memberikan salam pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029. 

TRIBUNNEWS.COM - Prabowo Subianto telah resmi dilantik sebagai Presiden RI, Minggu (20/10/2024).

Setelah dilantik dalam Sidang Paripurna MPR yang digelar di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Prabowo menyampaikan pidatonya.

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto tak menyinggung soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Komaruddin Watubun, pun mengaku senang eks Danjen Kopassus itu tak membahas soal IKN.

Ia menduga Prabowo memiliki pertimbangan tersendiri sehingga tidak menyinggung persoalan IKN dalam pidato perdananya sebagai presiden. Pasalnya, saat ini IKN bukanlah prioritas negara.

Apalagi, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) telah mewariskan utang negara sebesar Rp 8.400 triliun kepada Prabowo. Oleh sebab itu, IKN tidak harus menjadi prioritas utama negara.

"Pak Prabowo tidak sebut itu (IKN), Pak Prabowo pasti memprioritaskan hal apa yang menjadi prioritas hari ini," kata Komaruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). 

Berita Rekomendasi

"Karena kondisi nasional seperti begini, pengaruh geopolitik global tentu menguras banyak tenaga. Kita punya utang luar negeri sekarang ini Rp 8.400 triliun," imbuhnya.

Ia mengingatkan, Indonesia mesti membayar hutang Rp 1.000 triliun pada tahun depan. Beban utang dari Jokowi itu harus diselesaikan oleh Prabowo selaku Presiden ke-8 RI.

"Ini beban-beban yang harus diselesaikan oleh Pak Prabowo. Jadi saya pikir itu bagian dari sikap Pak Prabowo untuk menggarisbawahi mana yang jadi prioritas. Jadi mana yang penting dan prioritas dan mana yang penting tapi tidak prioritas," ungkapnya.

Lagi pula, Komaruddin menilai belum ada urgensi untuk memindahkan ibu kota belakangan ini. Alasannya, ucap Komaruddin, Indonesia tidak akan mati jika tidak pindah ibu kota.

Baca juga: Prabowo-Gibran Diyakini akan Lanjutkan Capaian Satu Dekade Jokowi Memimpin Indonesia

"Saya kira itu kalau orang masih kondisi seperti begini, kita bertahan di Jakarta, tidak mati kan. Tapi kalau rakyat kita utamakan yang fisik-fisik, lalu rakyat menderita, harga pangan naik, segala macam naik kasian rakyatnya."

"Karena Prabowo tadi tekankan terus soal rakyat kecil. Saya terharu ketika dia menyampaikan waktu kita berdua belum punya APBN, rakyat kecil yang membiayai militer kita, perjuangan kita. Berarti dia mengkhayati betul itu," sambungnya.

Komaruddin pun mendukung Prabowo tak meneken keputusan presiden (kepres) tentang pemindahan ibu kota. Baginya, pemindahan ibu kota tidak boleh dipaksakan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas