KH Zulfa Mustofa Ungkap Pentingnya Penerapan Nilai Moderasi Beragama di Indonesia
KH. Zulfa Mustofa, mengungkapkan pentingnya penerapan nilai-nilai moderasi beragama.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. (HC) KH. Zulfa Mustofa, mengungkapkan pentingnya penerapan nilai-nilai moderasi beragama.
Hal tersebut diungkap KH Zulfa dalam acara 'Workshop Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama' yang diadakan oleh LPPM UIN Surakarta di D'Wangsa Hotel Surakarta, pada Kamis (24/10/2024) dan Jumat (25/10/2024).
Menurut KH Zulfa, nilai moderasi agama ini penting diterapkan demi menjaga keharmonisan sosial di Indonesia.
Selain itu, KH Zulfa juga menegaskan bahwa bahwa langkah ini sangat krusial dalam mencegah konflik dan perselisihan di tengah masyarakat.
Seperti yang terjadi belakangan ini pada beberapa negara di Kawasan Timur Tengah.
Kyai Zulfa menekankan pentingnya peran lembaga pendidikan di Indonesia dalam membina dan mendidik peserta didiknya.
Agar nantinya bisa tumbuh menjadi individu dengan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang luas serta terbuka.
Menurutnya, pendekatan ini akan membuka peluang lebih besar bagi lembaga pendidikan untuk mencetak generasi muda berkarakter moderat.
Sementara itu, Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta Prof Toto Suharto dalam sambutan pembukaannya menegaskan bahwa UIN Surakarta merupakan kampus yang berkomitmen melaksanakan pengarusutamaan moderasi agama pada setiap aspek pengembangan perguruan tinggi.
Pelaksanaan Kegiatan Workshop Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama ini menurutnya merupakan salah satu bagian dari upaya serius UIN Raden Mas Said Surakarta untuk berkontribusi aktif.
Terutama dalam pendampingan serta pembinaan masyarakat yang inklusif, berkeadilan serta diharapkan dapat berkelanjutan.
Baca juga: Tingkatkan Kapasitas Guru RA, UIN Surakarta Gelar Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka
“Kami berharap melalui kegiatan ini, nilai-nilai moderasi beragama tidak hanya berhenti sebagai pengetahuan dan ingatan sesaat saja."
"Tetapi juga tumbuh dan berperan aktif dalam mempererat kerukunan di tengah Masyarakat yang sangat beragam, terutama di wilayah Solo Raya”, jelas Toto Suharto dalam keterangannya kepada Tribunnews, Sabtu (26/10/2024).
Sebagai informasi Workshop Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Moderasi Beragama ini diikuti oleh 50 peserta aktif.
Terdiri dari representasi pengasuh pesantren, guru madrasah dan sekolah, pegiat sosial, serta pengurus takmir masjid dari wilayah Solo Raya.
Selama dua hari, para peserta memperoleh wawasan dan keterampilan untuk mendorong internalisasi nilai-nilai moderasi dalam kehidupan masyarakat yang beragam.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)