5 Fakta Hari Pahlawan 10 November yang Harus Diketahui, Peran Bung Tomo hingga Monumen Peringatan
Berikut 5 fakta Hari Pahlawan 10 November, peran Bung Tomo dalam pertempuran Surabaya hingga peringatan Hari Pahlawan.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Suci BangunDS
Selain mengenang pertempuran Surabaya dengan penetapan Hari Pahlawan, Monumen Tugu Pahlawan juga menjadi pengenang perjuangan rakyat Surabaya.
Tugu Pahlawan terletak di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan Surabaya, dekat Kantor Gubernur Jawa Timur.
Tugu Pahlawan berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektare, dan secara administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan.
Tinggi monumen ini 41,15 meter dan berbentuk lingga atau paku terbalik.
Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas.
Tinggi, ruas dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945 untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945.
Dibangunnya Monumen Tugu Pahlawan di Surabaya untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran ini.
Baca juga: Hari Pahlawan 10 November 2024: Libur atau Tidak?
5) Museum 10 November
Adapun untuk melengkapi Monumen Tugu Pahlawan, terdapat pula fasilitas sejarah bernama Museum 10 Nopember.
Dikutip dari laman Kemdikbud, Museum Sepuluh Nopember didirikan pada 10 November 1991 untuk mengenang perjuangan pertempuran Surabaya.
Museum ini diresmikan Presiden ke-4 RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 19 Februari 2000.
Bangunan Museum Sepuluh Nopember berada di sebelah Monumen Tugu Pahlawan.
Uniknya, bangunan museum berada di bawah tanah, sehingga hanya atapnya saja yang terlihat.
Penempatan ini dimaksudkan agar tidak mengganggu pemandangan Tugu Pahlawan.
Di dalam Museum Sepuluh Nopember menyimpan memori dan artefak dari perjuangan sebelum dan saat pertempuran 10 November.
Koleksi yang dipamerkan beragam, seperti foto-foto dokumentasi, senjata baik yang dipakai oleh rakyat Surabaya maupun senjata yang pernah dipakai pihak sekutu dan tentara Jepang.
Terdapat pula duplikat surat, hingga pakaian seragam tentara, dan nukilan sejarah yang dilengkapi dengan suara asli.
Koleksi unggulan museum ini adalah suara pidato Bung Tomo.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)