Jenderal Polisi Purn. Drs. Hoegeng Iman Santoso
Jenderal Hoegeng Iman Santoso adalah polisi Indonesia yang dikenal dengan kejujurannya, berikut adalah profil lengkapnya
Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Nuryanti
Hoegeng meninggal dikarenakan penyakit stroke yang dideritanya.
Jenderal Hoegeng dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dikutip dari Kompas TV, Jenderal Hoegeng sebenarnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Namun, kepada Majalah Forum tahun 1993, Hoegeng yang kala itu sudah tergabung dalam Petisi 50, menolaknya.
Baca juga: Profil Drajad Djumantara Suami Artis Febby Rastanty, Polisi Berpangkat Iptu, Lulusan Akpol 2017
Pendidikan
Hoegeng menempuh pendidikan di HIS dan MULO Pekalongan, kemudian belajar di AMS A Yogyakarta.
Ia juga melanjutkan pendidikan ke Recht Hoge School (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia.
Selanjutnya Ia masuk ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Usai lulus dari PTIK tahun 1952, Hoegeng ditempatkan di Jawa Timur dan ditugaskan sebagai Kepala Reskrim di Sumatera Utara.
Ketika awal menjabat ia mendapat banyak sambutan unik, seperti rumah pribadi dan mobil yang telah disediakan oleh beberapa cukong judi.
Namun, Hoegeng menolak hadiah itu dan memilih tinggal di hotel sebelum mendapatkan rumah dinas.
Usai mendapat rumah dinas, rumah tersebut dipenuhi dengan berbagai perabot pemberian tukang suap yang kemudian dikeluarkannya secara paksa dari dalam rumah dan diletakkan di pinggir jalan.
Sikapnya ini banyak menarik perhatian dan membuat gempar Kota Medan.
Tahun 2001, Gaji Rp 7.500
Ternyata masa menyenangkan itu tidak berlaku bagi Hoegeng yang anti disogok.
Dilansir dari Tribun Timur, pria yang pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah.