VIDEO Ferry Juliantono: Dari Aktivis, Pernah Dipenjara, Gabung Prabowo & Jadi Wakil Menteri Koperasi
saya ini kan latar belakangnya demonstran aktivis. Saya pernah ditahan, pernah dipenjara pada periode 2008.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono mengisahkan perjalanan hidup dan karirnya hingga mendapat amanah untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menguatkan peran koperasi di Indonesia.
Ferry memulai kisahnya sebagai seorang aktivis.
Baca juga: Wamenkop Bandingkan Aset Koperasi dengan BUMN: Seperti Kurcaci dan Raksasa
Ferry adalah aktivis yang pernah dipenjara karena menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2008.
"Saya pernah ditahan, pernah dipenjara pada periode 2008," tutur Politikus Gerindra itu saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dalam program Ngobrol Bareng Cak Febby (Ngocak Febby), di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Tak lama berselang, ia pun bergabung di Partai Gerindra pada 2013.
Sejumlah jabatan dipercayakan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo kepadanya.
Saat ini Ferry ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
"Dan ketika saya keluar dari penjara 2009, tahun 2013 saya ikut bergabung di Partai Gerindra. Kemudian saya diberi kepercayaan oleh beliau sebagai ketua Gerindra di Provinsi Jawa Barat. Kemudian tahun 2016 saya diberi amanat untuk menjadi salah satu wakil ketua umum di Partai Gerindra sampai sekarang," ujar Ferry.
Presiden Prabowo menunjuk Ferry bergabung dalam Kabinet Merahg Putih yakni menjadi Wakil Menteri Koperasi.
Berikut lanjutan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono.
Bapak bisa cerita seberapa kenal Bapak dengan Pak Prabowo dan kesan Bapak Pak Ferry terhadap Pak Prabowo selama ini Pak?
Pertama saya ini kan latar belakangnya demonstran aktivis. Saya pernah ditahan, pernah dipenjara pada periode 2008. Kemudian beliau juga tahu pikiran saya, semangatnya saya.
Dan saya juga senang dengan Pak Prabowo karena Pak Prabowo juga relatif punya kesamaan pikiran. Dulu saya pernah di organisasi petani, Pak Prabowo menjadi Ketua Umum, kami pernah rapat bersama, pernah memperjuangkan pada saat itu tentang bagaimana membuat program pengadaan gabah dan beras dalam negeri. Kami bersama-sama melakukan keliling waktu itu, mendorong supaya ada insentif-insentif yang dilakukan oleh Bulog.
Dan Alhamdulillah tahun 2006 itu kita ternyata bisa, tidak harus mengimpor beras. Ternyata kita cukup. Jadi ada banyak kesamaan dari Pak Prabowo dengan saya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.