Golkar Institute Ungkap Isu Lingkungan Hidup Jadi Perhatian Mendesak Masyarakat Indonesia
Ace Hasan Syadzily mengungkapkan, bahwa isu lingkungan hidup semakin menjadi perhatian mendesak bagi masyarakat Indonesia.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Masalah pemanasan global juga menjadi perhatian serius. Sebanyak 52,8 persen responden cukup dan sering mengalami dampak langsung dari kenaikan suhu bumi, dengan 49,1 persen menyatakan bahwa fenomena ini cukup hingga sangat mengganggu.
Sebanyak 74,9 persen responden pernah mendengar istilah pemanasan global, namun hanya 19,4 persen yang mengaku sangat memahami dampak dan akar permasalahan ini.
Sebaliknya, istilah seperti energi terbarukan hanya dipahami oleh 6,3 persen responden, mengindikasikan perlunya edukasi lebih lanjut.
Upaya pemerintah dalam menangani masalah lingkungan dianggap masih kurang oleh sebagian besar masyarakat.
Sebanyak 32,9 persen responden merasa bahwa upaya pemerintah dalam menangani masalah lingkungan masih kurang, sementara 33,0 persen menganggap permasalahan ini tidak cukup menjadi perhatian serius.
Hal ini menunjukkan adanya harapan yang tinggi terhadap kebijakan yang lebih tegas dalam mengatasi pencemaran, pengelolaan sampah, dan penyediaan air bersih.
Head of Executive Board Koalisi Ekonomi Membumi Gita Syahrani, memberikan apresiasi terhadap survei ini.
Dia menyoroti perlunya pendekatan komunikasi yang sederhana namun efektif untuk menjangkau masyarakat luas.
“Survei ini menggantikan istilah teknis seperti Global Warming dengan istilah ‘suhu panas bumi yang semakin tinggi,’ yang lebih relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Ini adalah langkah penting dan menjadi insights baru untuk saya pribadi dalam memastikan komunikasi tentang isu lingkungan menjadi inklusif dan efektif,” ucap Gita.
Selain isu lingkungan hidup, survei ini juga mencatat kondisi kesehatan psikologis masyarakat.
Sebanyak 58,5 persen responden menyatakan tidak pernah mengalami kesedihan atau putus asa dalam dua minggu terakhir.
Namun 34,9 persen mengaku terkadang merasa sedih, dan 6,2 persen sering mengalaminya.
Dalam hal kecemasan, 46,3 persen responden sesekali merasa cemas, sementara 12,1 persen sering mengalami kecemasan.
Baca juga: Prabowo Lantik Ace Hasan Syadziily Jadi Gubernur Lemhanas
Golkar Institute berharap hasil survei ini dapat menjadi panduan strategis bagi berbagai pihak untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan.