Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mencegah Penyebaran Penyakit Flu Babi Afrika di Indonesia Menurut Ahli

Flu babi adalah penyakit virus yang sangat mematikan bagi babi domestik dan babi hutan, dengan tingkat kematian hampir 100 persen. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Mencegah Penyebaran Penyakit Flu Babi Afrika di Indonesia Menurut Ahli
Freepik
ilustrasi flu babi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Karantina Pertanian (Barantin) meminta pemerintah daerah (pemda) aktif mengendalikan penyebaran penyakit flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang saat ini diduga terjadi di Papua dan Sulawesi.

Terkait hal ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman beri tanggapan. 

Menurutnya, ASF atau flu Babi Afrika adalah penyakit virus yang sangat mematikan bagi babi domestik dan babi hutan, dengan tingkat kematian hampir 100 persen. 

Keadaan ini menunjukkan penyebaran ASF yang cukup masif, berdampak signifikan terhadap industri peternakan babi dan perekonomian lokal.

"(Tapi) Saya tegaskan bahwa ASF tidak menular ke manusia dan bukan ancaman langsung bagi kesehatan manusia. Namun, wabah ini mengakibatkan kerugian ekonomi besar, terutama bagi peternak kecil dan industri berbasis babi," ungkapnya 

Lebih lanjut Dicky pun ungkap beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan. 

Berita Rekomendasi

Pertama, perlu ada bio sekuriti ketat di peternakan dengan cara:

  • Menjaga kebersihan kandang dan peralatan.
  • Membatasi akses masuk ke peternakan hanya untuk orang yang berkepentingan.
  • Mengisolasi babi baru atau babi sakit dari populasi ternak lainnya.
  • Mensterilkan pakan dan air minum untuk babi.
  • Pengawasan Ketat pada Transportasi dan Perdagangan babi. 


Kedua, hindari pengiriman babi atau produk babi dari daerah terdampak ASF.

Ketiga, lakukan pemeriksaan ketat di pintu masuk antar wilayah oleh otoritas karantina.

Keempat, lakukan dan jaga pengendalian limbah dan sisa makanan.

Kelima, hindari memberi babi sisa makanan yang tidak dimasak sempurna (swill feeding), karena virus ASF bisa bertahan di sisa makanan.

"Selain itu lakukan pelaporan segera, jika ada kematian mendadak pada babi dalam jumlah besar. Segera laporkan ke dinas peternakan setempat,"imbaunya. 

Apakah Harus Menghindari Makan Babi?


Menurut Dicky, virus ASF memang tidak menular ke manusia dan tidak memengaruhi keamanan daging babi yang dikonsumsi. 


Namun, tentu menghindari memakan daging lebih aman dan disarankan. 


"Jika memang bagi non muslim ingin memakan daging babi, pastikan daging babi yang dikonsumsi berasal dari sumber yang terpercaya, bebas penyakit, dan diolah dengan baik. Yaitu dimasak hingga matang sempurna," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas