Tanggapi Vonis Harvey Moeis, Reza Indragiri: Hakim Tipikor Jangan Mudah Dikelabui Gestur Terdakwa
Reza Indragiri Amriel menyoroti pertimbangan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap Harvey Moeis.
Penulis: Malvyandie Haryadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis, baru-baru ini divonis 6,5 tahun penjara atas keterlibatannya dalam kasus korupsi timah senilai Rp300 triliun.
Keputusan ini memicu tanggapan dari berbagai pihak, termasuk ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel.
Reza Indragiri Amriel menyoroti pertimbangan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap Harvey Moeis.
Menurutnya, Mahkamah Agung seharusnya memiliki panduan yang jelas dalam menjatuhkan hukuman, atau yang dikenal dengan istilah sentencing guideline.
"Hakim-hakim tipikor tidak seharusnya mudah terkelabui oleh gestur status rumah tangga dan hal-hal personal non-substantif lainnya," ujar Reza pada Senin, 30 Desember 2024.
Reza Indragiri kemudian mengusulkan tentang hal-hal yang patut dimuat dalam sentencing guideline.
"Pertama, kejahatan pertama atau kejahatan berulang. Seorang terdakwa yang diketahui telah jamak melakukan kejahatan, kendati belum pernah dimintai pertanggungjawabannya secara pidana, seharusnya disikapi sebagai penjahat kambuhan.
Fakta:
Jaksa menyebut, Harvey dan smelter swasta lainnya bekerja sama dengan PT Timah Tbk membuat dua belas perusahaan cangkang atau perusahaan boneka. Angka dua belas menjadi bukti bahwa modus culas telah terdakwa terapkan berulang. Harvey bisa disebut residivis berdasarkan reoffend (pengulangan pidana), bukan berdasarkan reentry (bolak-balik dipenjara).
Kedua, efek kerugian bagi orang banyak dan keuntungan bagi diri sendiri.
Fakta:
Harvey mengakibatkan kerugian negara senilai 300 triliun rupiah.
Ketiga, kejahatan dilakukan terhadap target--baik orang maupun objek--yang bernilai tinggi sekaligus rentan untuk diviktimisasi.
Fakta:
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.