Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Gamma usai Jadi Korban Aipda Robig: Disebut Gengster oleh Kombes Irwan , Kini Dituding Begal

Gamma bernasib miris meski sudah tewas usai ditembak oleh Aipda Robig. Kini, dia dituding seorang begal setelah sebelumnya disebut sebagai gengster.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Nasib Gamma usai Jadi Korban Aipda Robig: Disebut Gengster oleh Kombes Irwan , Kini Dituding Begal
Istimewa via Tribun Jateng
Gamma bernasib miris meski sudah tewas usai ditembak oleh Aipda Robig. Kini, dia dituding seorang begal setelah sebelumnya disebut sebagai gengster. 

Rekonstruksi digelar di enam lokasi yang meliputi dari kawasan Simongan hingga depan minimarket di Candi Pelataran, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

Adapun rekonstruksi melibatkan 43 adegan dan berlangsung dari pukul 13.00-17.00 WIB.

Dalam rekonstruksi tersebut, dua korban penembakan selain Gamma, yaitu Adam dan Satria, turut dihadirkan.

Pada rekonstruksi tersebut, mulanya, para remaja berkumpul di Jerakah untuk bersiap tawuran. Lalu, gerombolan remaja itu langsung menuju ke kawasan Simongan untuk melakukan tawuran.

Namun, mereka langsung membubarkan diri ketika salah satu lawannya membawa senjata tajam (sajam).

"Kemudian menuju ke lokasi perkelahian di Simongan, kemudian mereka bubar karena melihat salah satu lawan bawa celurit, kemudian ke pos linmas, di mana mereka mengambil alat tajam corbek maupun celurit untuk mengejar lawannya," kata Kombes Artanto di lokasi rekonstruksi di Candi Penataran, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

Lantas, ada empat motor berpindah ke minimarket di Candi Penataran. Adapun motor pertama dinaiki B, M, dan V yang membawa satu bilah celurit.

Berita Rekomendasi

Lalu, motor kedua ditumpangi oleh Gamma, M, dan D yang membawa sajam panjang.

Sementara, motor ketiga dinaiki N dan R. Sedangkan motor keempat ditumpangi Adam dan Satria. Pada momen tersebut, Aipad Robig yang melaju dari arah berlawanan berpapasan dengan rombongan tersebut.

Berdasarkan rekonstruksi yang digelar, motor pertama yang diperagakan tidak menyerempet motor Aipda Robig.

Lantas, Aipda Robig memperagakan adanya tembakan peringatan saat dirinya turun dari motornya.

Namun, apa yang diperagakan tersangka dibantah oleh saksi serta tidak terlihat dalam rekaman CCTV.

"Tembakan peringatan wajar dilakukan anggota kepolisian. Yang dilakukan Aipda R ini tindakan berlebihan atau tidak perlu dilakukan, karena dia tidak dalam posisi terancam jiwanya," jelas Artanto.

Baca juga: Adu Bantah Robig dan Saksi saat Rekonstruksi Kasus Penembakan Siswa di Semarang, Ini Kata Polisi

Lalu, saat motor yang ditumpangi Gamma dan dua motor lainnya melintas, Aipda Robig langsung melakukan tembakan dari jarak dekat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas