TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, mendesak agar kasus penembakan yang melibatkan aparat dan masyarakat sipil diusut tuntas demi memenuhi rasa keadilan bagi korban.

Hal ini menyusul maraknya insiden penembakan dalam beberapa waktu terakhir, termasuk penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak yang dilakukan oleh anggota TNI, serta penembakan terhadap seorang pengacara di Bone, Sulawesi Selatan.

Pigai menegaskan bahwa penyelesaian kasus-kasus ini sangat penting untuk menegakkan keadilan dan menghindari rasa ketidakpercayaan publik terhadap aparat negara.

“Aparat harus profesional mengusut kasus ini demi keadilan bagi korban,” ungkap ujar Pigai dalam keterangannya, Sabtu (4/1/2025).

Menurut Pigai, penyalahgunaan senjata, baik oleh aparat maupun masyarakat sipil, bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga merupakan ancaman serius terhadap HAM dan stabilitas sosial. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan senjata yang tidak bertanggung jawab.

Pigai juga mengingatkan bahwa negara memiliki kewajiban untuk melindungi warganya dari ancaman tersebut, sesuai dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang menyatakan hak setiap orang untuk hidup dan bebas dari rasa takut.

Kasus-kasus penembakan yang tidak diusut tuntas, menurut Pigai, dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap aparat penegak hukum. Oleh karena itu, ia berharap agar proses hukum yang transparan dan adil bisa dilakukan agar kepercayaan masyarakat terhadap aparat tetap terjaga.

Sebelumnya, prajurit TNI AL diduga terlibat dalam tragedi penembakan senjata api terhadap seorang bos rental mobil di Tol Tangerang, Rest Area KM 45. Saat ini prajurit tersebut telah diamankan di Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI.

Sebelumnya dugaan keterlibatan oknum TNI AU didasari pada pernyataan anak korban, Agam. Ia menyebut saat ayahnya bersama tim mengejar kendaraan Honda Brio milik rental sang ayah yang dibawa kabur, tepat di pertigaan Saketi, Pandeglang, Banten, salah seorang yang keluar dari dalam mobil Brio mengeluarkan senjata api.

Oknum tersebut kemudian menyatakan sebagai seorang anggota TNI AU.

“Tiba - tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan bilang ‘siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas nggak’, sambil mendong senjata,” kata Agam, Kamis (2/1/2025).