Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siswa SD Angkasa 5 Lanud Halim Perdanakusuma Keluhkan Menu Sayur di Makan Bergizi Gratis

SD Angkasa 5 Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menjadi sekolah penerima program makan bergizi gratis.

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Siswa SD Angkasa 5 Lanud Halim Perdanakusuma Keluhkan Menu Sayur di Makan Bergizi Gratis
Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti
Diswa SD Angkasa 5 Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menikmatimenu program makan bergizi gratis (MBG), Senin (6/1/2024).  

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program makan bergizi gratis (MBG) untuk pelajar sudah dimulai secara serentak di 26 provinsi hari ini, Senin 6 Januari 2025.

Salah satunya di SD Angkasa 5 Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur yang menerima program tersebut.

Dalam pelaksanaannya, Menteri Koperasi (Menkop), Budi Arie Setiadi pun turut memantau langsung pembagian MBG kepada anak-anak khususnya siswa kelas 1 sampai 3.

Dari pantauan, sekira pukul 08.30 WIB, para siswa ini sudah mulai makan dari program dengan lauk di antaranya nasi, ayam teriaki, sayur tumis buncis dan buah pisang.

Sejumlah anak mengaku senang mendapatkan makanan gratis ini. Terlebih lauk ayam yang diberikan tersebut.

"Enak kok. Enak (ayamnya)," ucap salah satu siswa bernama Kikan ketika ditanya awak media.

Berita Rekomendasi

Meski begitu, beberapa siswa lain nampak tak memakan sayur yang masuk dalam paket MBG tersebut. Mereka mengeluh karena tidak suka dengan menu sayurnya.

"(Sayurnya) enggak suka, nggak enak sayurnya," kata siswa lainnya bernama Azam.

Hal yang sama juga diungkap siswa lain bernama Raja. Dia mengaku tak pernah menyicipi sayur tumis buncis sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Angkasa 5 Lanud Halim Perdanakusuma, Yuliani mengatakan anak muridnya sangat antusias dengan adanya program ini.

"Menurut saya kalau untuk anak SD dengan usia seperti itu sudah cukup ya. Karena sebenarnya kan makanan sehat itu bukan karena makanannya atau banyak ragamnya, tapi sesuai dengan kebutuhan atau kalori yang diperlukan anak-anak," ungkap Yuliani.

Baca juga: Soal Perbedaan Menu Makan Siang Gratis, Menkomdigi Meutya: Menyesuaikan Kearifan Lokal

"Saya rasa bagian gizi pun juga sudah memperhitungkan kalau untuk anak kelas kecil itu menunya harus apa, kemudian porsinya seberapa gitu," sambungnya.

Namun, dia memberikan masukan terkait waktu pembagian makanan tersebut. Dalam hal ini, pembagian makan dibagi dua sesi untuk siswa kategori kelas 1 sampai 3 dan kelas 4 sampai 6.

Menurutnya, pembagian makanan untuk sesi pertama terlalu dekat dengan jam sarapan, sehingga makanan yang dibagikan rata-rata tak dihabiskan oleh siswa.

"Karena anak-anak juga akhirnya ada beberapa terutama kelas kecil (sesi pertama) yang tidak habis. Karena tadi sudah minum susu di rumah, tadi sudah sarapan (di rumah)" tuturnya.

Baca juga: Tidak Ada Susu di Menu Makan Bergizi Gratis di SD Angkasa Halim, Menkop Bilang Masih Uji Coba

Untuk informasi, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur khusus di kawasan Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma yang sudah mendistribusikan 1.500 porsi makanan ke sekolah-sekolah di sekitarnya.

Pantauan Tribunnews.com, SPPG khusus Lanud Halim Perdanakusuma terletak di Marseling Area. Terlihat bangunan yang memanjang berdiri untuk dijadikan dapur pembuatan makanan bergizi tersebut.

Area SPPG ini sangat steril. Bagi yang ingin masuk ke dalam, diwajibkan untuk mengenakan masker hingga penutup kepala agar makanan tak terkontaminasi.

Ketika masuk, sejumlah peralatan dapur berbahan stenlis mulai dari kompor hingga alat-alat masak lain sudah terpasang dengan rapih.

Selanjutnya, ada ruangan untuk mengemas makanan dengan tempat makan yang juga berbahan stenlis untuk nantinya didistribusikan ke anak-anak sekolah.

Tak lama kemudian, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi pun turut meninjau SPPG khusus Lanud Halim Perdanakusuma. Nampak, dia langsung mengenakan penutup kepala dan masker untuk melihat langsung kesiapannya.

"Jadi hari ini saya meninjau DSAB, Dapur Sehat Anak Bangsa, di Halim Perdana Kusuma, karena hari ini mulai produksi dan distribusi paket MBG. Hari ini 1.500, besok 3.000," kata Budi Arie kepada wartawan di lokasi, Senin.

"Saya melihat menunya, persiapannya, dapurnya, sangat bersih dan bisa membantu dan mendukung program makanan bergisi gratis," sambungnya.

Adapun menu utama untuk hari perdana dari SPPG ini yakni nasi dan ayam teriyaki. Selanjutnya, ada menu pendamping seperti tumis buncis hingga buah pisang yang dibagikan ke lima sekolah.

"Tadi ayam teriyaki, baunya aja udah enak. Baunya ya, belum dicicipin. Buncis, nasi, dan buah pisang," jelasnya.

Lebih lanjut, Budi Arie mengatakan nantinya menu yang akan disediakan pasti berbeda setiap harinya selama 20 hari ke depan sampai ada evaluasi awal.

"Itu semua diperhatikan. Gizinya diperhatikan. Higenitas, kebersihan bahan bakunya juga diperhatikan. Juga cara masaknya, penyajiannya. Kesehatannya, kesehatan masaknya juga dicek. ada tim medisnya. Kita masuk ke sana juga harus higienis. Jadi aspek kesehatan sangat penting," tuturnya.

Sementara itu, juru masak atau chef, Jonie Kusuma Hadi yang menyediakan makan bergizin gratis ini telah mempersiapkannya sejak 12 jam sebelum didistribusikan.

Jonie yang merupakan profesional chef mitra Lanud Halim Perdanakusuma ini mengatakan dibantu oleh 25 pekerja untuk menyiapkan makanan tersebut.

"Anggarannya perminggu, kita costnya Rp10 ribu (per porsi). Sebenarnya tidak ada kendala, hanya saja kemarin, budget Rp10 ribu kan kami masih menyesuaikan menu yang di tetapkan oleh BGN," ucapnya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas