Harta Kekayaan Arya Sinulingga Meningkat Sejak 2020 Jabat Stafsus, Sorotan STY Diberhentikan
Harta kekayaan Arya Sinulingga, anggota Komite Eksekutif PSSI mencapai Rp 19 miliar berdasar pelaporan terakhir dari laman LHKPN
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Harta kekayaan Arya Sinulingga, anggota Komite Eksekutif PSSI mencapai Rp 19 miliar berdasarkan update dari laman Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).
Orang penting di PSSI sekaligus Kementerian BUMN ini menjadi sorotan belakangan setelah Shin Tae-yong resmi diberhentikan sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Bahkan penelusuran Tribunnews pada Rabu (8/1/2025), akun pribadi Instagram Arya mengunggah sebuah gambar berlatar belakang warna hitam dengan tulisan berisi imbauan.
Ia bakal melaporkan akun-akun yang menurutnya menyebar kebohongan hingga ujaran kebencian kepada kepolisian.
Hal ini ia lakukan dengan alasan demi membangun sepak bola Indonesia yang lebih sehat.
Tak hanya gambar, Arya juga menuliskan keterangan imbauan agar tak ada hoax, fitnah, ujaran kebencian dan penyebaran doxing.
Di dalamnya, Arya mempersilakan kritik dilontarkan kepadanya juga PSSI.
Berikut isi unggahan di akun Instagram @arya.m.sinulingga:
"Untuk Membangun Sepak Bola di indonesia lebih sehat, saya akan melaporkan akun2 yg menyebarkan hoax, fitnah, ujaran kebencian dan penyebaran doxing.
Akun2 yg sdh melakukan ini, akan dijadikan sebagai bukti pelaporan ke pihak polisi."
Adapun saat ini Arya menjabat sebagai Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Baca juga: Patrick Kluivert Punya Catatan Buruk Soal Perjudian, DPR: Jangan Suuzon Dulu
Arya juga merupakan anggota Komite Eksekutif PSSI.
Berdasarkan informasi dari laman e-LHKPN, kekayaan Arya meningkat setiap tahun sejak menjabat Staf Khusus Menteri BUMN 2020 hingga terakhir melapor pada Desember 2023.
Awal menjabat pada 23 Januari 2020 hartanya Rp16.573.625.018.
Kemudian laporan periodik per 31 Desember 2020 hartanya mencapai Rp16.769.378.004.
Laporan periodik pada 31 Desember 2021 tercatat Rp12.440.389.304.
Lalu laporan periodik 31 Desember 2022 yakni Rp17.189.425.925.
Terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2023 mencapai Rp19.667.528.628.
Ini rinciannya.
I. DATA HARTA
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 14.300.000.000
1. Tanah dan Bangunan Seluas 376 m2/238 m2 di KAB / KOTA KOTA TANGERANG SELATAN, HASIL SENDIRI 8.500.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 425 m2/350 m2 di KAB / KOTA KOTA MEDAN , HASIL SENDIRI Rp4.000.000.000
3. Tanah dan Bangunan Seluas 200 m2/70 m2 di KAB / KOTA KOTA DEPOK , HASIL SENDIRI Rp1.800.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp3.590.000.000
1. MOBIL, HONDA CRV Tahun 2020, HASIL SENDIRI Rp320.000.000
2. MOBIL, LANDROVER RANGE ROVER VELAR P380 SE 3.0L A/T/ JEEP Tahun 2018, HASIL SENDIRI Rp1.500.000.000
3. MOBIL, MINI COOPER SE HATCH A/T/ MINIBUS Tahun 2023, HASIL SENDIRI Rp1.000.000.000
4. MOBIL, BMW X1 SDRIVE18I F48 AT/MICRO/MINIBUS Tahun 2021, HASIL SENDIRI Rp770.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp1.398.349.204
D. SURAT BERHARGA Rp3.352.200.574
E. KAS DAN SETARA KAS Rp2.114.353.471
F. HARTA LAINNYA Rp0
II. HUTANG Rp5.087.374.621
III. TOTAL HARTA KEKAYAAN (I-II) Rp19.667.528.628
Rugi Puluhan Miliar
Arya Sinulingga mengatakan langkah PSSI memecat Shin Tae-yong benar-benar hanya untuk Timnas Indonesia.
Arya juga membantah anggapan liar bahwa Ketua Umum PSSI Erick Thohir dipengaruhi mafia atau tekanan dari exco PSSI untuk memecat Shin Tae-yong.
Buktinya menurut Arya, Erick Thohir justru rela namanya kini turut diserang warganet yang sangat menggemari Shin Tae-yong.
Pun dengan PSSI yang harus membayar kompensasi kepada Shin Tae-yong, lantaran kontrak pelatih asal Korea Selatan tersebut baru berakhir pada 2027.
“Sebenarnya kalau Pak Erick itu berpikir untuk cari aman, mungkin beliau tidak melakukan pergantian pelatih, misalnya pelatih lama dipertahankan, kalau gagal di (kualifikasi) piala dunia pasti kan yang dimaki-maki pelatih lamanya itu,” kata Arya kepada wartawan di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1/2025).
“Kedua, dari segi finansial, puluhan miliar loh yang harus dibayar. Artinya itu pun kami tanggung tidak mungkin kan diperjualbelikan hal-hal itu, tidak ada yang mau beli, puluhan miliar. Kami harus ambil resiko itu,”
“Dari sisi popularitas, lebih enak bersama pelatih lama. Enak. Nggak akan dimaki-maki, enggak akan di hate speech lah, di ini lah. Wah, kalau kita mah udah abis-abisan lah. Didoakan ke akhirat lah. Aneh-aneh,” terangnya.
Lebih lanjut, Arya menerangkan bahwa PSSI di era kepemimpinan Erick Thohir, semuanya dilakukan untuk pembenahan sepakbola Indonesia.
Pembenahan dilakukan mulai dari pembinaan sepakbola usia dini, kompetisi Liga 1, 2, 3, sepakbola putri, wasit hingga kualitas Timnas Indonesia dengan mendatangkan pemain-pemain keturunan berkualitas.
“Selama Pak Erick di sini semua langkah-langkah belum ada yang negatif. Mau di Liga, perbaikan usia muda U-17 kita masuk, AFC U-19 kita masuk AFC ke U-20, U-23 kita senior. Artinya kan semua berproses nih. Langkah-langkahnya bagus,” ucap Arya.
“Jadi kali ini tolong dipercaya saja. Langkah kami memang berat, tapi yang tadi itu kalau mau popularitas gampang, kalau mau cari aman gampang, tapi ada hal besar yang harus kami kerjakan. Dan gak ada untungnya, untungnya cuma satu, untuk merah putih,” pungkasnya.
Surat Terbuka Ultras
Keputusan PSSI untuk mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong dari jabatan pelatih Timnas Indonesia, memantik reaksi keras dari berbagai pihak.
Salah satu yang vokal menyuarakan pendapatnya adalah Ultras Garuda Indonesia (UGI), komunitas suporter yang selalu aktif mendukung perkembangan sepak bola nasional.
Melalui surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir, mereka menyampaikan sejumlah aspirasi dan kritik atas keputusan tersebut.
Dalam surat itu, Ultras Garuda menilai keputusan pemberhentian STY kurang transparan dan menyebut perlu dikaji lebih mendalam.
Dikhawatirkan pemberhentian STY ini akan membawa dampak signifikan terhadap perkembangan Timnas Indonesia.
Kelompok suporter Timnas Indonesia ini pun meminta PSSI lebih terbuka sehingga tidak memicu tanda tanya besar di kalangan publik sepak bola.
Baca juga: Kontrak Patrick Kluivert yang Akan Gantikan Posisi STY, Ada Opsi Perpanjang 2 Tahun hingga Olimpiade
Isi Surat Terbuka Ultras Garuda
Dalam surat mereka, Ultras Garuda menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi perhatian utama:
1. Permintaan Penjelasan Resmi
Ultras Garuda menuntut PSSI untuk memberikan klarifikasi yang transparan terkait dasar keputusan pemecatan Shin Tae-yong.
Mereka menilai keputusan seperti ini tidak hanya berdampak pada program Timnas, tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap federasi.
2. Audit Independen
Suporter ini mendesak dilakukannya audit independen untuk menilai kinerja dan kebijakan PSSI, terutama dalam pengelolaan Timnas Indonesia.
Menurut mereka, audit ini penting untuk memastikan tidak ada kepentingan tertentu yang memengaruhi pengambilan keputusan.
3. Reformasi Struktural di PSSI
UGI juga menyerukan perlunya reformasi di tubuh organisasi PSSI, dengan melibatkan asosiasi profesional seperti APSSI (Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia) dan Askab/Askot.
Mereka berharap langkah ini dapat menciptakan manajemen yang lebih transparan dan akuntabel.
4. Kejelasan Target untuk Pelatih Baru
Ultras Garuda menuntut PSSI menetapkan target yang jelas dan terukur untuk pelatih baru Timnas.
Hal ini dinilai penting agar kontinuitas program pembinaan tetap terjaga, sekalipun terjadi pergantian pelatih.
Baca juga: Soal Kompensasi Shin Tae-yong setelah Dipecat, Ini Kata Erick Thohir
Batas Waktu dan Harapan Dialog
Dalam suratnya, Ultras Garuda memberikan batas waktu hingga 12 Januari 2025 bagi PSSI untuk memberikan jawaban resmi.
Mereka juga berharap adanya dialog terbuka antara PSSI dan para pecinta sepak bola, termasuk komunitas suporter, demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Respons Publik Terhadap Pemecatan Shin Tae-yong
Keputusan PSSI memberhentikan Shin Tae-yong tidak hanya mendapat kritik dari Ultras Garuda, tetapi juga dari berbagai kalangan pecinta sepak bola Tanah Air.
Banyak yang menilai Shin Tae-yong telah memberikan kontribusi besar bagi Timnas, terutama dalam hal peningkatan mentalitas dan performa pemain.
Sebagai pelatih yang membawa Timnas Indonesia ke final Piala AFF dan lolos ke putaran final Piala Asia 2024, Shin Tae-yong dianggap berhasil mengangkat kualitas permainan tim nasional.
Namun, pemecatannya justru menimbulkan ketidakpastian terkait arah kebijakan PSSI ke depan.
Kini, publik menanti bagaimana PSSI merespons kritik dan tuntutan yang disampaikan oleh Ultras Garuda Indonesia.
Apakah PSSI akan memberikan penjelasan yang memadai? Ataukah keputusan ini akan semakin memicu ketidakpuasan di kalangan suporter?
Yang pasti, langkah selanjutnya dari PSSI akan sangat menentukan kepercayaan publik terhadap federasi tersebut.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Abdul Majid, Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.