Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons Pemerintah Soal Sampah Makanan Program Makan Bergizi Gratis

Sampah makanan bakal diolah menjadi kompos, maggot sehingga harapannya bisa menciptakan potensi ekonomi sirkular

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Respons Pemerintah Soal Sampah Makanan Program Makan Bergizi Gratis
Rina Ayu
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenen Republik Indonesia Prita Laura . 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MGB) yang baru diluncurkan dikhawatirkan menimbulkan isu soal sampah food waste, dimana masih ada siswa yang tidak menghabiskan makanan. 

Menjawab hal itu, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia (PCO) Prita Laura menuturkan, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup sudah membuat SOP (standar operasional prosedur).

Sampah makanan bakal diolah menjadi kompos dan maggot. Harapannya bisa menciptakan potensi ekonomi sirkular.

Maggot dapat mengurai berbagai jenis limbah organik, seperti sisa makanan, buah busuk, atau limbah pertanian. Maggot merupakan larva yang bisa menjadi pakan ikan.

“Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengolah sampah makanan menjadi sirkuler ekonomi, menjadi kompos, menjadi industri maggot, seperti itu,” ujar Prita saat ditemui di Ciracas, Jakarta, baru-baru ini.

Baca juga: Skema Pemberian Makan Bergizi Gratis untuk Ibu Hamil dan Menyusui Bakal Diperbaiki

Ia mengatakan, SOP tersebut terus disosialisasikan, juga kepada dinas lingkungan hidup.

“Jadi ini adalah kesempatan sebenarnya. Jadi mari kita melihat bagian dari sampah makanan yang dihasilkan ini, bukan sebagai satu permasalahan tapi sebuah kesempatan untuk kemudian justru menambah perekonomian lokal,” ungkap dia.

Berita Rekomendasi

Ahli Gizi SPPG Ciracas Wiwit Suastika menjabarkan, pasca selesai pemberian MBG maka sisa makanan dikumpulkan dan dipilah.

Seperti sisa makanan tidak dicampur dengan sampah sayuran.

“Kami berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Jadi bahan makanan yang sampah, misalkan kayak ujung wortel, kemudian bongkol-bongkolnya, itu dipisahkan dengan sisa makanan yang sudah selesai dikonsumsi oleh balita, anak sekolah, ibu menyusui, ibu hamil. Jadi itu ada perbedaan,” kata dia.

Setelah dikumpulkan maka lalu ditimbang dan dilaporkan ke instansi terkait, dan akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup. (Tribunnews.com/Rina Ayu)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas