Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda Kata Kabiddokkes dan Ipda Ferren soal Kondisi Kejiwaan Valyano, Siswa SPN yang Dikeluarkan

Beda hasil analisis antara Kabbidokkes dan Ipda Ferren terkait kondisi kejiwaan dari Valyano yang merupakan siswa SPN Polda Jabar yang dikeluarkan.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Beda Kata Kabiddokkes dan Ipda Ferren soal Kondisi Kejiwaan Valyano, Siswa SPN yang Dikeluarkan
Tangkapan layar dari YouTube TV Parlemen
SISWA DIKELUARKAN DARI SPN - Kabbiddokes Polda Jabar, Kombes Nariyana (kiri) memiliki perbedaan pendapat dengan anggota Bidang Psikologi Polda Jabar, Ipda Ferren Azzahra (kanan) terkait kondisi kejiwaan siswa Sekolah Pendidikan Kepolisian Negara (SPN) Polda Jabar, Valyano Boni Raphael. Adapun Valyano disebut dikeluarkan dari SPN Polda Jabar karena menderita Narcisstic Personality Disorder (NPD). Mereka pun dipanggil oleh Komisi III DPR untuk rapat pada Jumat (7/2/2025) lalu. 

Paparan Ipda Ferren

Pada kesempatan yang sama, hasil analisa terkait kondisi Valyano yang berbeda dengan Kabiddokkes disampaikan oleh anggota Bagian Psikologi Polda Jabar, Ipda Ferren Azzahra.

Mulanya, Ferren menjelaskan bahwa saat aktivitas berlari sambil bersorak meneriakan kata 'Brimob' adalah salah satu kriteria perilaku untuk memenuhi diagnosa NPD.

Dia menegaskan hal tersebut bukan menjadi acuan tunggal bahwa Valyano menderita NPD.

"Ada tiga kriteria NPD dari hasil wawancara kami yang masuk dari sembilan. Yang pertama yaitu (Valyano) merasa memiliki hak lebih."

"Kami mendapat data dari SPN bahwa yang bersangkutan itu tidak ingin dirawat di RS Polri saat impaksi gigi dan ingin dirawat di RS Siloam dan mendapat fasilitas terbaik," jelas Ferren.

Ferren menegaskan berdasarkan aturan dari SPN Jabar, bahwa segala pemeriksaan kesehatan dilakukan di RS Polri.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya, kata Ferren, Valyano memiliki sikap suka memanfaatkan orang lain.

"Kami mendapatkan juga informasi bahwa yang bersangkutan itu pernah menyuruh siswa lain untuk memukul punggungnya menggunakan sapu lidi dengan maksud seolah-olah dipukuli oleh pengasuh."

"Karena sudah dilakukan pemeriksaan, tidak terbukti adanya pemukulan atau penculikan tersebut," jelas Ferren.

Terakhir, Valyano memiliki sikap arogan dan angkuh.

Namun, belum selesai Ferren menjelaskan, sudah dipotong oleh Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni.

Kata Kepala SPN Polda Jabar

Dalam rapat tersebut, Kepala SPN Polda Jabar, Kombes Dede Yudy Ferdiansah turut hadir dan mengatakan bahwa dikeluarkannya Valyano juga karena tidak disiplin.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas